Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) prestasi akademik tidak boleh setengah-setengah. Pro dan kontra dalam pelaksanaan ujian nasional harus disikapi secara bijak dan tidak seharusnya ujian nasional dihapus melainkan dibenahi. Para Rektor perguruan tinggi masih menghargai kredibilitas ujian nasional, namun tetap memberlakukan seleksi yang ketat untuk tes masuk PTN. Demikian dikatakan Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dalam diskusi pendidikan media forum UNY, Rabu, 24 Juni 2015 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY.
Lebih lanjut Rektor UNY mengatakan bahwa dalam penentuan waktu ujian akhir jangan dilakukan secara mendadak, keputusan ujian bulan Mei jangan diputuskan pada Februari. “Seharusnya diputuskan bulan November atau sebelumnya sehingga siswa dan institusi pendidikan dapat menyiapkan semuanya,” kata Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Diskusi media forum sekaligus berbuka puasa bersama tersebut dihadiri oleh para pejabat di lingkungan UNY serta para wartawan media cetak dan elektronik. Kegiatan bertema “Relevansi Kejujuran dan Prestasi dalam Pelaksanaan Ujian Nasional” tersebut selain mengundang Rektor UNY sebagai pembicara, juga mengundang Guru Besar FT UNY Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. dan praktisi media Octo Lampito, M.Pd. dengan moderator Kadiv Humas UNY, Nasiwan.
Menurut Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. dalam ujian nasional, sekolah yang baik tetap menjaga komitmennya. Namun keadaan akan menjadi berbeda jika pada saat ujian nasional bersamaan dengan Pilkada. “Akan timbul masalah karena ada unsur politik tercampur di dalamnya,” kata Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. Dicontohkannya seperti nilai ujian nasional yang tidak boleh turun, maka akan diusahakan dengan berbagai cara agar hal itu tidak terjadi. Guru Besar FT UNY tersebut menegaskan bahwa tidaklah etis tanpa kejujuran dalam berprestasi karena menjadi sia-sia, sebab kejujuran adalah cerminan akhlak mulia seseorang.
Sementara Octo Lampito, M.Pd. mengemukakan bahwa media berperan untuk mengedukasi pembaca dan dapat mempengaruhi opini publik. Jika hasil ujian nasional hanya sebagai pemetaan, maka penilaian pelaksanaan pendidikan tidak bisa berjalan baik. Mengutip pernyataan Mendikbud akan turunnya integritas SMP dan MTs, Pemimpin Redaksi KR tersebut menegaskan bahwa media sebagai alat informasi berperan strategis dalam membudayakan kejujuran termasuk dalam ujian nasional. (dedy)