Pada saat ini jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) dalam bidang kerajinan alumunium terus mengalami peningkatan, di antaranya pembuatan cetakan kue yang banyak dikonsumsi masyarakat seperti kue bolu, kue pukis dan sebagainya. Dari bisnis kue ini ternyata ada masalah yang didapatkan, salah satunya yaitu pada cetakan kue. Cetakan kue yang ada biasanya dibuat dengan cara manual melalui beberapa tahap dari peleburan logam alumunium, pengecoran, penggerindaan, hingga pemolesan. Namun dalam sistem ini terdapat berbagai kelemahan seperti kurang cepat, permukaan kurang halus dan polusi yang ditimbulkan sangat banyak.
Untuk itu perlu upaya pencarian cara alternatif atau menciptakan alat yang diharapkan mampu mengurangi angka polusi sekaligus meningkatkan kapasitas produksi cetakan kue pada umumnya sehingga memperkecil dampak polusi yang mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan para pekerja. Untuk itu mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNY berupaya cara alternatif atau menciptakan alat yang diharapkan mampu mengurangi angka polusi sekaligus meningkatkan kapasitas produksi cetakan kue pada umumnya sehingga memperkecil dampak polusi yang mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan para pekerja. Wawan, Yusi Dwiarsida A, Servesius Rusmantoro, Fery Nur Indahsari dan Sandy Gyamnastiar merancang Alumunium Vibratory Polisher sebagai alat pemoles cetakan kue dengan sistem getar untuk mempermudah proses produksi di IKM.
Menurut Wawan, dalam tahap pemolesan pekerja masih menggunakan alat manual yang menghasilkan kotoran atau debu. Tentu bukan masalah bila jumlahnya sedikit, pada faktanya tahap pemolesan ini harus dipisah dengan proses produksi lain karena banyak kotoran yang dihasilkan, terlebih beberapa pekerja tidak menggunakan alat K3 yang benar terutama masker.
“Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama, kotoran yang dihasilkan ini dapat mengganggu kesehatan para pekerja yang berdampak pada terhambatnya proses produksi,” kata Wawan. Yusi Dwiarsida A menambahkan bahwa dengan menggunakan sistem getar, sebuah mesin yang memiliki tampungan atau container yang berisi pasir besi akan memoles cetakan kue dengan kapasitas ± 50 cetakan.
“Dengan bantuan motor listrik yang menghasilkan putaran akan diteruskan oleh pulley yang disambungkan dengan poros dan spring (peer) sehingga menghasilkan getaran pada container mesin,” jelasnya.
Gesekan yang terjadi pada pasir besi akan membuat cetakan menjadi halus, limbah atau polusi yang dihasilkan dapat ditampung sementara dan tidak beterbangan ke udara bebas sehingga dapat menjaga kesehatan para pekerja. Kelebihan dari alat yang nantinya dapat dihasilkan oleh sistem ini tentunya sistem yang ramah lingkungan sekaligus merupakan alat yang aman untuk pekerja serta meningkatkan proses produksi mengingat dalam sistem ini dapat menampung dengan kapasitas yang lebih besar.
Gambaran fisik alat diungkapkan oleh Servesius Rusmantoro yang menyebutkan bahwa mesin pemoles aluminium merupakan alat pemoles aluminium yang didesain untuk mempermudah industri. “Dengan menggunakan material yang berkualitas, maka alat akan mampu bekerja secara optimal” katanya.
Kelebihan dari alat pemoles aluminium ini yaitu menggunakan mikrokontroller sebagai pengatur panjang pendeknya aluminium yang ingin dipotong, sehingga akan mempermudah dan mempercepat proses produksi. Alat tersebut menggunakan rangka mesin, motor servo, sistem trasmisi belt dan roda gigi, pisau pemotong, roll conveyor serta kontrol utama. Motor listrik yang diperlukan untuk mesin pemoles aluminium dengan sistem getar adalah motor listrik dengan kapasitas 1400 RPM dan daya 1 PK. Motor listrik dengan kapasitas tersebut sudah mampu untuk memutarkan poros transmisi yang dihubungkan dengan puli eksentrik untuk menggetarkan container/bak penampung pada mesin.
Proses pembuatan mesin pemoles aluminium dengan sistem getar yaitu meliputi proses perancangan dengan menggunakan sofware solidworks, proses cutting: pembubutan, pengeboran, penggerindaan, dan proses fabrikasi: pengelasan, pengamplasan, pengecatan. Pembuatan alat ini didanai oleh UPT Logam Yogyakarta sebagai program kerjasama dengan Fakultas Teknik UNY. (dedy)