Penanggulangan penumpukan sampah pada aliran sungai di kota-kota besar merupakan sebuah masalah yang belum teratasi dengan baik sehingga masih banyak pemandangan yang tidak menyenangkan di bantaran sungai. Hal ini diperparah dengan seringnya warga membuang sampah di sungai tanpa menghawatirkan dampak yang akan terjadi seperti banjir, timbulnya penyakit serta rusaknya ekosistem yang ada di sekitar sungai.
Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan Rancang Bangun Inntopes atau Innovation Tools Pengangkat Sampah. Kelompok ini terdiri dari Slamet Riyanto, Robertus Kurnianto, Herdyanta Septian Putra, dan Febrian Erwin
Slamet Riyanto, ketua kelompok menjelaskan bahwa alat Inntopes didesain untuk mengangkut sampah yang terdapat di aliran sungai dengan menggunakan sistem konveyor. “Inntopes bekerja secara otomatis, dengan menggunakan bantuan sensor-sensor yang digunakan untuk mendeteksi sampah. Tumpukan sampah pada sungai akan diangkut menuju ke atas dan dipindahkan ke bak sampah yang yang terletak di tepi sungai sehingga akan mempermudah petugas sampah untuk mengangkutnya”, jelasnya.
“Alat ini terdiri dari beberapa komponen utama seperti bak penampungan sampah, motor listrik sebagai penggerak serta pengendalian berbasis mikrokontroller serta baterai”, ujar Slamet Riyanto.
“Alat ini telah di ujicobakan di Desa Babrik, Kelurahan Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan mendapat sambutan baik dari petani yang menggarap sawah disekitar sungai karena alat ini dapat mengurangi tingkat polusi”, bebernya.
“Dari ujicoba yang dilakukan sensor alat ini dapat bekerja ketika sampah sudah tertahan pada ruji-ruji, namun terkadang garpu pengangkutnya tersangkut dengan ruji-ruji sehingga alat akan terhambat maka dari itu pada bagian tersebut perlu beberapa penyempurnaan”, cerita Slamet
“Selain itu, konveyor juga bekerja dengan baik untuk mengarahkan sampah ke bak penampungan”, imbuhnya.
“Alat ini memang masih hanya berfungsi saat ada sampah yang terdeteksi oleh sensor. Namun, kami berharap akan memicuu ide-ide lanjutan untuk pembuatan seperti alat pembersih sampah di sungai yang terjebak pada pinggir-pinggir sungai”, harap Slamet Riyanto. (hryo)