Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), pada hari Kamis, 21 Mei 2015 genap berusia 51 tahun. Pada acara puncak yaitu Upacara Dies Natalis ke-51 UNY yang digelar di Auditorium tersebut, UNY memberikan penghargaan UNY Kencana Wijaya 2015 kepada para tokoh. Para tokoh tersebut yaitu: (1) Musimin, pemerhati anggrek di lereng Merapi, Sleman, (2) Warso Suwito, pemerhati bakau di Kulonprogo. Penghargaan Nugraha UNY Dwija Kencana 2015 untuk tokoh pendidikan nasional diberikan kepada Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro atas dedikasinya yang sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan nasional.
Hadir pada kesempatan tersebut semua jajaran pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa UNY. Turut hadir para mantan rektor, para pejabat dari beberapa instansi di Yogyakarta, para tamu asing (guest lecturer), serta tamu undangan lainnya.
Pidato Dies disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. H. Herry Suhardiyanto, M.Sc., Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa perguruan tinggi perlu mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang outside the box dan berbeda dengan tradisi keilmuan yang seringkali diredusir pengembangannya oleh individu tertentu yang malas belajar.
Hal ini akan mendorong transformasi perguruan tinggi sehingga program-program akademiknya mampu menghasilkan insan unggul dan berdaya saing global. Dalam mendorong budaya unggul yang inovatif, pribadi unggul harus mengedepankan nilau luhur dan budaya maju, memiliki semangat scientific nationalism dan scientific patriotism.
Insan unggul dan berdaya saing perlu memiliki semangat kejuangan, kebangsaan, keberanian, dan patriotism. Semangat tersebut adalah kunci kekuatan dalam menghadapi era global yang sangat ketat persaingannya.
Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., dalam sambutannya menjelaskan bahwa redesign UNY on the move to Word Class University, UNY berusaha mengembangkan dan memperbaiki desain UNY bergerak menuju WCU dengan tidak hanya membuka kelas internasional, melainkan juga program internasionalisasi program-program studi.
Untuk program studi internasional sangat dibutuhkan benchmarking dengan universitas di luar negeri, sedangkan program internasionalisasi lebih diarahkan untuk mengembangkan keunggulan yang dimiliki sejumlah program studi di UNY. (witono)