Dewasa ini masalah gender semakin marak diperbincangkan terlebih lagi setelah pemerintah Indonesia menetapkan isu gender ini dalam program pembangunan yang berkelanjutan dalam semua aspek. Perguruan tinggi negeri sebagai salah satu institusi pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan seyogyanya mengimplementasikan kebijakan pemerintah mengenai gender tersebut dengan membuat program yang bernuansa gender. Program gender dapat diterapkan melalui aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik pada aspek pendidikan dan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian masyarakat. Demikian papar Dr. Nuril Huda pada Ujian Terbuka dan Promosi Doktor yang digelar pada Kamis (11/4/2013) di Aula PPs UNY.
Banyak penelitian mengenai perempuan dan berperspektif perempuan seringkali hanya mengangkat isu-isu yang dihadapi perempuan, namun tidak dihadapi laki-laki. “Kritik atas fenomena tersebut didasari atas kenyataan bahwa perempuan tidak dapat dilepaskan dari laki-laki, karena keduanya berada dalam satu sistem sosial yang sama. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pendekatan gender dalam penelitian, atau yang dikenal dengan istilah penelitian berpersektif gender” tambahnya.
Di hadapan dewan penguji yang terdiri dari Wardan Suyanto, Ed.D. (Ketua), Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (Sekretaris), Prof. Dr. Aliyah A. Rasyid (Promotor), Prof. Dr. Pujiati Suyata (Co-Promotor), Sumarno, Ph.D. (Co-Promotor), Prof. Dr. Wuradji (Penguji I), Prof. Dr. Sutrisno (Penguji II), Dosen IAIN Antasari Banjarmasin tersebut menjelaskan bahwa penelitiannya bertujuan untuk menggambarkan prosedur pengembangan model penelitian berperspektif gender. Selain itu, untuk menghasilkan model penelitian berperspektif gender dan menghasilkan karakteristik model penelitian berperspektif gender.
Subjek penelitian ini adalah dua orang dosen dari Universitas Lambung Mangkurat untuk pengujian produk awal, dan dua orang dosen dari Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin untuk pengujian produk akhir. Penelitiannya merupakan penelitian pengembangan adaptasi model penelitian pengembangan dari Borg dan Gall. Penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, checklist, dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif dengan teknik analisis kualitatif fenomenologi (grounded) dan dilengkapi dengan analisis gender model HARMOS (modifikasi dari teknik analisis gender model Harvard dan model Moser).
Doktor ke-169 di PPs UNY dan doktor ke-108 di Prodi PEP tersebut selanjutnya memaparkan hasil penelitiannya bahwa prosedur pengembangan model penelitian berperspektif gender adalah studi pendahuluan, mengembangkan desain prototipe model penelitian berperspektif gender dan seluruh komponen model penelitian, validasi hasil oleh para pakar dan pengguna melalui FGD dan workshop, dan melakukan uji coba dalam bentuk penelitian dan sosialisasi hasil penelitian dalam bentuk seminar. Selain itu, penelitiannya juga menghasilkan model penelitian berperspektif gender yang spesifik menggunakan analisis gender model HARMOS (modifikasi dari analisis gender model Harvard dan model Moser) dan pedoman aplikasinya.
Model penelitian berperspektif gender adalah model penelitian yang berfokus pada permasalahan gender, dilakukan secara cermat dan sistematis dengan menggunakan teknik analisis gender, dan analisis kualitatif. Berkat penelitiannya tersebut, Dr. Nuril Huda berhasil lulus dengan hasil “Memuaskan”. (Sinta)