Delapan mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia Guangdong University of Foreign Studies yang tengah menjalani program Kredit Transfer di Universitas Negeri Yogyakarta berlatih menjadi pemandu wisata di tiga objek wisata di Kabupaten Karanganyar, Minggu (7/4/2013). Tiga objek wisata tersebut meliputi Candi Sukuh, Candi Cetho, dan Air Terjun Grojogan Sewu.
Praktik menjadi pemandu wisata ini sebenarnya bertujuan untuk mengetahui kecakapan para mahasiswa dari negeri Tirai Bambu tersebut dalam praktik menggunakan Bahasa Indonesia. Terdapat dua macam aspek yang dinilai dalam kegiatan tersebut. Yang pertama adalah aspek verbal yang meliputi akurasi pelafalan, kelancaran, variasi kosakata, akurasi struktur, dan kemampuan menjawab pertanyaan. Aspek yang kedua adalah aspek non-verbal meliputi gesture, ekspresi, komunikasi dengan tamu, kepercayaan diri, dan kemampuan mengorganisir grup. Sebelum terjun langsung ke berbagai objek wisata tersebut, sekitar dua minggu sebelumnya para mahasiswa tersebut berlatih memandu di Museum Pendidikan UNY dan dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing menjelaskan seluk-beluk sebuah objek wisata.
Perjalanan jauh selama kurang lebih tiga jam dengan cuaca yang tidak begitu mendukung pada hari itu ternyata tidak menyurutkan langkah dan semangat kedelapan mahasiswa tersebut untuk menjalankan tugas mereka dengan sebaik-baiknya. Objek wisata yang pertama kali dikunjungi pada hari itu adalah Candi Sukuh, yang terletak di lereng Gunung Lawu. Adalah Wibowo dan Pelangi yang bertugas menjadi pemandu wisata di candi yang kala itu tengah tersaput kabut tipis. Mereka berdua berhasil menjelaskan candi kontroversial yang konon merupakan salah satu candi yang paling erotis di dunia ini dan mengupas baik makna relief, sepotong sejarah, mitos-mitos, ataupun cerita tentang misteri yang masih belum terungkap tentangnya.
Tujuan yang kedua adalah Canti Cetho, yang terletak di lereng gunung melewati berhektar-hektar hamparan kebun teh. Kali ini, yang bertugas adalah Arjuna, Laras, dan Indrawati. Mereka berhasil memaparkan secara gamblang seluk-beluk candi yang dibuat berdasarkan konsep bangunan-bangunan pada masa megalitikum ini. “Relief ini berbentuk segitiga sama sisi. Di semua sisinya, terdapat hewan-hewan yang menyimbolkan sifat-sifat manusia. Contohnya hewan mimi dan mintuna, yaitu salah satu hewan laut yang menyimbolkan sifat baik manusia. Hewan ini selalu bersama sampai mati, yang menyimbolkan sifat setia,” papar Laras, sambil menjelaskan salah satu relief di Candi Cetho.
Akhirnya, kegiatan memandu wisata ini ditutup dengan kunjungan ke salah satu magnet wisatawan di Jawa Tengah yaitu Grojogan Sewu. Walaupun lelah, para mahasiswa ini merasa senang karena bisa mempraktikkan kecakapan Bahasa Indonesia mereka secara langsung. (tw)