Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

REVOLUSI FISIKA DAN PERANNYA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA

$
0
0

Fisika hari ini adalah teknologi hari esok. Ungkapan ini memberikan gambaran bahwa antara temuan dalam fisika/sains dengan terapannya di bidang teknologi, dari waktu ke waktu menjadi semakin dekat/pendek. Revolusi pemikiran dalam fisika diwarnai dengan terapannya, sehingga muncul ‘-‘ yang menghubungkan antara filsafat/teologi, sains teori , sains terapan, dan kesenian.

Teologi/filsafat mempertanyakan tentang apa yang harus (wajib dilaksanakan dan ditinggalkan) dan apa yang apa yang dianjurkan (sunah). Selanjutnya sains teoretis mempertanyakan mengapa hal ini ada dan diadakan, serta sains terapan mempertanyakan bagaimana melakukan sesuatu. Kesenian berkaitan dengan aspek keindahan untuk mengenal siapa aku, siapa engkau, dsb.

Demikian disampaikan Guru Besar FMIPA UNY, Prof. Suparwoto, M.Pd., pada kuliah umum mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Sriwijaya Palembang, Kamis (16/4/2015) di ruang sidang fakultas FMIPA UNY. Kunjungan mahasiswa tersebut dalam rangka Praktik Kerja Lapangan

Menurut Suparwoto, ada beberapa prinsip untuk meningkatkan pembelajaran efektif. Di antaranya kemampuan dan sifat guru adalah lebih penting dalam menentukan hasil keluaran (out comes) dibandingkan pegangan siswa. Dalam hal tertentu, jika beberapa set kriteria minimum untuk tugas guru telah ditetapkan maka metode memiliki efek yang tinggi terhadap hasil belajar.

Pendekatan pembelajaran/metode yang sifatnya induktif, problem solving dan laboratorium centered lebih disukai siswa gari pada pendekatan/metode deduktif atau demonstrasi manakala hasil yang dikehendaki pengetahuan sederhana. Pendekatan pembelajaran secara induktif memberikan kemantapan  pengetahuan yang lebih baik, daripada pendekatan deduktif. Prosedur pembelajaran dapat disusun untuk membantu berpikir lebih kritis atau mengubah sikap tertentu yang mungkin dimiliki siswa.

“Media audiovisual, film, TV, audio disc program sebaiknya tidak dimanfaatkan untuk mengambil oper seluruh peran guru dalam pembelajaran di kelas, tetapi diintegrasikan secara hati-hati dalam pola pembelajaran,” lanjutnya.

Aktivitas siswa dalam eksperimen, jelas Suparwoto, yang dilakukan siswa tingkat pendidikan dasar dan menengah adalah penting sebagi pre-requisite untuk belajar secara efektif mengenai sains. Oleh karena itu, belajar sains secara verbalistis merupakan langkah paling akhir untuk memahami arti konsep tersebut. (witono)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles