Prof. Muhammad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D., Menteri Ristek dan Dikti Republik Indonesia, memberikan dukungan terhadap program yang akan dikoordinatori oleh Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta terkait pengembangan SDM, utamaya bidang pendidikan vokasi. Program yang dimaksud ialah Innovation in Teaching and Learning in TVET yang merupakan pelatihan berkala untuk praktisi di bidang pendidikan vokasi Indonesia yang akan dilaksanakan di Nangyang Politechnic Internasional Singapura beberapa bulan ke depan dengan support dari Temasek Foundation.
Pelatihan ini akan melibatkan pimpinan, dosen, serta teknisi dari 12 Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) anggota Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia) yang akan terbagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama untuk top leader dari tiap LPTK, gelombang kedua untuk ketua jurusan serta ketua program studi dan berikutnya akan melibatkan dosen maupun spesialis pada bidang pendidikan vokasi.
Dukungan Menteri Ristek dan Dikti terhadap program tersebut disampaikanya di kantor Ristek dan Dikti saat mendapat lawatan dari Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Moch. Bruri Triyono, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, Riyadi, M.T., Ketua Aptekindo, Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si., serta Mr. Gerald Yeo dari Temasek Foundation dan Mr. Foong Tze Foon dari Nangyang Politechnic International.
Menteri Ristek dan Dikti, Prof. Muhammad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D. didampingi staf ahlinya, Patdono Suwignjo, Ph.D., menuturkan bahwa pengembangan kapasitas dan kapabilitas SDM merupakan salah satu fokus utama kemetriannya. “Saya rasa program ini sejalan dengan visi kami dalam mengembangkan sumber daya manusia baik pendidik maupun peserta didik maka dari itu kami akan mendukung penuh”, ungkap Menristek dan Dikti.
“Program ini memiliki peran penting dalam area pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan dalam mempersiapkan mempersiapkan tenaga kerja masa depan Indonesia yang lebih baik”, imbuh Prof. Muhammad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D.
“Kemudian yang perlu ditekankan dalam program ini yakni tidak hanya pada kesuksesaan saat training namun yang paling penting adalah bagaimana follow-upactivities setelah pelatihan sehingga program ini benar-benar mampu berperan dalam mengembangkan SDM di Indonesia”, tambah Menristek dan Dikti
Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Moch Bruri Triyono menjelaskan bahwa skema monitoring setelah training telah disiapkan untuk memastikan bahwa training ini memberikan manfaat nyata bagi khalayak luas. “Dalam agenda kegiatan telah kami susun sebuah sistem untuk memberi ruang bagi para peserta yang telah mendapat training untuk melatih orang yang lebih banyak lagi”, jelas Dekan FT UNY.
“Selain itu, orang-orang yang dipilih dari training ini adalah para praktisi-praktisi dalam pendidikan vokasi yang benar-benar memiliki kepedualian besar dalam mengembangkan pendidikan khususnya bidang vokasi sehingga kami meyakini mereka akan punya tanggung jawab moral untuk membagi nilai-nilai positif selama training”, imbuh Dr. Bruri Triyono.
Sementara Mr. Gerald Yeo dari Temasek Foudation menambahkan bahwa pihaknya juga telah mengembangkan semacam monitoring framework untuk memastikan para peserta training akan melatih orang lebih banyak lagi. “Hal itu menjadi syarat mutlak dalam program ini di mana para peserta wajib menularkan ilmu mereka serta menerapkan aspek-aspek yang didapat selama pelatihan”, tuturnya.
“Selang beberapa bulan setelah pelatihan selesai, kami dari Temasek maupun Nangyang Politechnic pasti kembali datang ke Indonesia untuk melihat dan mereview bahwa hal tersebut benar-benar terealisasi”, tutup Mr. Gerald Yeo. (hryo)