Tradisi pentas laboratory komunitas Teater Mishbah di awal tahun selalu mengaduk-aduk perasaan mahasiswa. Pascasukses mementaskan naskah Nyonya-nyonya karya Wisran Hadi pada tahun lalu, Mishbah (kelompok teater FBS UNY) kembali berproses kreatif dengan menggarap naskah Koran karya Agung Widodo di panggung Laboratorium Karawitan, Senin malam (02/03/2015). Disutradarai oleh Gilang Alamsyah, para pemain baru yang notabenenya angkatan 2014 seperti: Sulis, Agung, Jalu, Hans, Kukuh, Nisa, Marwi, Fabiola, Ifti, Decha, Ditri, dan Fa’i dibina secara kultural—seperti ikatan batin yang dipercaya antaranggota Mishbah sebagai komunitas berazaskan kekeluargaan sejati.
Jalan ceritera naskah Koran yang dipentaskan itu awal mulanya begini. Syahdan di sebuah tempat nun jauh di sana, terdapatlah seorang yang bernama Sanah. Ia merupakan istri yang selingkuh dengan orang tua bernama mbah Raken—lelaki manula yang kekayaannya tiada tara. Suami Sanah tak lagi mengurusinya lagi. Sebabnyalah ia menjeburkan diri pada perilaku buruk penyakit sejoli yang telah berkeluarga itu.
Suatu ketika, Sanah dan mbah Raken sedang melakukan pijit-pijitan di warung. Tak disangka, perilaku mesra mereka tertangkap basah oleh kamera wartawan yang sedang meliput berita tentang rencana penggusuran oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol P.P.). Terbongkarlah perilaku mereka. Akhirnya, foto kegiatan perselingkuhan Sanah dan mbah Raken tersebar di koran.
Genre realis sekaligus bumbu-bumbu humor yang menyeruak pada pementasan itu tak nihil menyedot tawa para penonton. Septianto Hutama Putra yang mengampu pada posisi Asisten Sutradara mengakui kegembiraannya atas kesuksesan pementasan itu.
“Proses kami (dari latihan hingga pentas) sangat menyenangkan. Proses ini merupakan awal bagi teman-teman yang baru bergabun di Teater Mishbah. Masih banyak lagi yang bisa kita pelajari ke depannya. Untuk semuanya tetap semangat berproses saja. Ingat jargon kita! Mishbah sakmodare!,” ungkap mantan ketua DPM FBS itu. (Rony)