Luis Mota, Ph.D., hadir di Ruang Sidang KPLT Fakultas Teknik Unniversitas Negeri Yogyakarta untuk berbagi mengenai peluang dan tantangan pariwisata dan pendidikan hospitaliti di Indonesia bersama mahasiswa Jurusan Pendidikan Tata Boga dan Busana, Jumat, (6/2/2015). Luis Mota yang berasal dari Portugal ini merupakan EXPERTS4 Asia Post-doc yang menguasai bidang Tourism and Hospitality Education. Dalam paparannya Luis Mota mengedepankan hubungan antara peningkatan sumber daya manusia dengan pengembangan kepariwisataan.
“Indonesia merupakan contoh yang sangat baik dalam hal pengembangan kapasitas SDM yang beorientasi pada kepariwisataan,” kata Luis Mota. “Sebagai contoh adalah ecotourism project pada 1988 di Pegunungan Rinjani, Lombok di mana manajemen taman nasional mampu mengembangkan potensi lokal melalui pelatihan bisnis hospitaliti pada masyarakat.”
“Pihak manajemen juga mampu menciptakan hubungan yang baik dengan masyarakat sehingga mereka dapat berperan sebagai trek center ataupun pusat indormasi bagi para pengunjung,” ujar penggenggam gelar Ph.D dari University of Santiago de Compostela, Spanyol ini.
Pria yang juga menjadi Diving Instructor di University of Erlangen, Germany ini menambahkan bahwa Bali juga menjadi contoh yang luar biasa dalam pengembangan kapasitas SDM, salah satunya dengan “Bali Shark”. “Mulai tahun 2011, NGO di Bali berkomitmen untuk mengedukasi para nelayan dan masyarakat sekitar pantai tentang pentingnya populasi ikan hiu untuk ekosistem dan perlindungan laut. Ikan-ikan hiu dirawat dan dijaga hingga mampu menjadi salah satu pesona wisata petualangan laut asli Bali yang menawarkan tamu untuk berinteraksi yang aman dan perorangan dengan hiu,” bebernya.
“Kemudian di Sumatra,” tambah Mota, “dengan project Batik yang mengangkat ciri dan identitas tiap daerahnya mampu menjadi wadah pemberdayaan perempuan serta menjadi sebuah media promosi baru,” ungkapnya.
“Selain itu, mereka juga dibekali dengan kemampuan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya sehingga mampu meningkatkan produktivitas penjualan,” imbuhnya.
“Pada intinya program pengembangan kapasitas SDM mesti disinergikan dengan Kemetrian Tenaga Kerja untuk memformulasikan kebutuhan-kebutuhan aktual untuk sektor ketenagakerjaan,” ungkap Mota yang juga pernah menjadi fellowship di University of Quintana Roo, Mexico tahun 2013.
Kemudian di akhir sesi, Luis Mota juga menyatakan rasa takjubnya pada karya-karya mahasiswa. “Kreativitas mahasiswa di fakultas ini luar biasa,” komentar Luis Mota setelah melihat Mobil Listrik UNY.
Dirinya juga sangat senang melihat karya-karya busana mahasiswa. “Sangat indah, mengangkat bahan lokal namun saya rasa mampu memenuhi standar internasional,” komentar Mota pada desain busana mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busan FT UNY. (hryo)