Sebagai program studi yang baru lahir, Psikologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta merasa masih banyak yang harus dipersiapkan demi terselenggaranya proses pembelajaran. Mulai dari visi misi prodi, kurikulum, tujuan, dan kompetensi lulusan. Untuk itu, pada hari Selasa, 27 Januari 2015 pengelola prodi mengadakan acara yaitu, Sanctioning Visi, Misi, dan Kurikulum Prodi S-2 Psikologi UNY. Bertempat di Ruang Sidang PPs UNY, kegiatan ini diikuti oleh pakar psikologi, dosen pengajar, dan berbagai stakeholders yang berkaitan dengan psikologi.
Yulia Ayriza, M.Si., Ph.D. selaku Kaprodi S2 Psikologi UNY mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua tamu undangan dalam acara tersebut. “Jangan dimaknai kata sanctioning sebagai hal yang berkonotasi negatif, tetapi maksud kami sebagai upaya menggalang persetujuan atau dukungan untuk penyelenggaraan Prodi Psikologi dari semua pihak terkait seperti pakar psikologi, Dinas Pendidikan, dan BKD DIY. Semoga pertemuan ini menghasilkan produk yang berkualitas yaitu tersusunnya visi misi, tujuan, kompetensi lulusan, dan kurikulum prodi guna mendukung pembelajaran psikologi di PPs UNY,“ tutur Yulia dalam sambutannya.
Hadir dalam acara tersebut, pakar yang sudah menggeluti psikologi selama 40 tahun, Prof. A. Supratiknya, Ph.D. dari Pascasarjana Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sebagai pakar yang berpengalaman dalam bidang psikologi, beliau berharap agar Prodi Psikologi UNY selain mampu memberikan kontribusi praktis juga berkontribusi akademik dalam rangka mendorong perubahan masyarakat ke arah yang semakin baik. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa psikologi sudah muncul sebagai ilmu mandiri pada abad ke-18 dengan tiga perspektif akademik utama yaitu Natural Scientific Psychology, Human-Scientific Psychology, dan Critical Psychology.
Dari ketiga perspektif tersebut, beliau membayangkan sejenis skenario pembelajaran psikologi di kampus. Dimulai dari penguasaan perspektif Natural Scientific pada jenjang S1, dilanjutkan dengan penguasaan perspektif Human-Scientific di S2 dan akhirnya Perspektif Kritis pada jenjang S3. Dari penerapan skenario di atas terdapat dua keuntungan yaitu, orientasi pembelajaran yang jelas pada tiap jenjang pendidikan dan kontribusi teoritis, praktis, maupun kebijakan yang lebih nyata baik bagi perkembangan psikologi sendiri maupun untuk kehidupan masyarakat yang lebih luas.
Hadir juga dalam forum ini, guru besar Psikologi UGM, Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S. Beliau berpesan agar kurikulum bisa didesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan output yang kompeten dalam bidang psikologi. Selain itu, psikologi juga harus mampu menjawab tantangan dengan adanya realita kasus-kasus terkini yang sedang marak terjadi. Akhirnya, sebagai suatu ciri khas S2 Psikologi UNY harus mampu menunjukkan keunggulannya dibanding dengan psikologi yang ada di kampus lain.
Sementara itu dari stakeholders terkait yang membersamai forum ini yaitu Dra. Triana Purnamawati, M.M. dari Disdikpora DIY. Sebagai Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) beliau lebih menekankan tentang peran psikologi dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah. “Saat ini sedang ngetrend kenakalan dan permasalahan terjadi pada usia sekolah menengah dan tinggi. Kami berharap semua pihak bisa bersinergi dan bekerjasama untuk mewujudkan sekolah yang nyaman dan sejahtera, “tutupnya.
Di sisi lainnya, Kepala Balai Pengukuran Kompetensi Pegawai (PKP) BKD DIY, Drs. Eko Nuryanto menjelaskan tentang tugas assesmen kompetensi dan konseling. Selain itu, perlunya pelatihan softskill konseling bagi pegawai. Hal itu menjadi tantangan bagi ilmu Psikologi untuk bisa memecahkan permasalahan yang kompleks saat ini.
Setelah paparan dari beberapa tamu di atas, forum dilanjutkan dengan diskusi untuk merumuskan visi misi, kurikulum dengan acuan dari beberapa masukan dan pandangan yang telah dirangkum. (Rb)