Saat ini daya saing tenaga kerja Indonesia yang terampil dan terdidik masih perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan memiliki peran yang strategis dalam upaya peningkatan daya saing bangsa. Faktanya mutu dan relevansi lulusan LPTK-PTK belum sesuai harapan. Selain itu, perencanaan strategis di LPTK-PTK yang belum optimal dapat memberikan kontribusi terhadap rendahnya mutu dan relevansi lulusan.
Dalam praktiknya, LPTK-PTK masih banyak yang belum memiliki perencanaan strategis yang efektif sehingga pencapaian standar mutu pendidikan di PT belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan strategis yang efektif memerlukan dukungan data analisis lingkungan dan penilaian kinerja lembaga, faktanya beberapa LPTK-PTK belum melakukan keduanya secara benar sehingga strategi yang dihasilkan kurang mendukung visi, misi, dan tujuan lembaga.
Suharno, S.T., M.T. staf pengajar Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta menilai pengetahuan tentang metode penyusunan perencanaan strategis masih kurang.
"Kinerja lembaga di beberapa LPTK-PTK belum dilakukan penilaian. Hingga kini masih minim perhatian dari para penentu kebijakan tentang pentingnya penyusunan perencanaan strategis," katanya di Aula Program Pascasarjana UNY, Senin (19/1/2015) saat menjalani ujian terbuka program doktor.
Menurut Suharno, belum ada model terintegrasi MBCfE dan SWOT-BSC ke dalam QFD untuk menyusun strategi dan skala prioritas strategi dalam perencanaan strategis di LPTK-PTK.
Proses perencanaan strategis LPTK-PTK yang selama ini berjalan antara lain tim penyusun renstra masih mengalami kesulitan untuk menentukan strategi. Di lingkungan LPTK-PTK masalah perencanaan strategis merupakan masalah penting yang dilupakan. Ada 4 faktor yang menghambat terjadinya perencanaan strategis. Keempat faktor tersebut selain menjadi penghambat juga sekaligus menjadi tantangan bagi tim perencana. "Apabila tim berhasil mengenali dan mengatasi tantangan berkaitan dengan sumber daya manusia, pengetahuan proses, struktural, dan institusional, maka perencanaan strategis berhasil dirumuskan dengan efektif,“ kata Suharno saat mempertahankan disertasi berjudul “Model Perencanaan Strategis Pendidikan Teknologi dan Kejuruan dengan Mengintegrasikan MBCfE dan SWOT-BSC ke dalam Quality Function Deployment”.
Penelitian dan pengembangan yang telah menghasilkan produk berupa model yang sudah diuji coba ini direkomendasikan kepada para penyusun perencanaan strategis dan penentu kebijakan di LPTK-PTK untuk menggunakannya dalam menyusun perencanaan strategis.
Penyelesaian disertasi atas bimbingan promotor Prof. Sukamto, Ph.D. dan Soetarto HP, Ph.D. ini mengantarkan Suharno meraih gelar doktor kependidikan dalam bidang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di PPs UNY.
Selamat kepada Dr. Suharno, S.T., M.T. yang merupakan doktor ke-266 di PPs UNY dan ke-75 pada Prodi PTK. (Rb)