Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

MURIDKU SENIORKU

$
0
0

Dimas Setyo Kukuh Permono adalah salah satu guru SM-3T yang ditempatkan di SMKN Bajawa Utara, daerah Genamere, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini memiliki 100 orang siswa sehingga kegaduhan yang biasa ada seperti sekolah di Jawa tidak ditemukan di sini. Pria yang akrab disapa Dimas tersebut mengisahkan bahwa pada saat memperkenalkan diri di sekolah, para siswa menyambut dengan riang, tapi wajahnya seperti menyiratkan rasa takut.

“Mungkin karena melihat badan saya yang besar dan botak macam tentara dari Jawa,” canda Dimas. Bahkan ada rasa keheranan karena menurut mereka Dimas terlalu muda untuk menjadi guru di SMK.

Alumni Prodi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial UNY tersebut sempat tercengang ketika salah satu murid memperkenalkan diri, karena salah satu muridnya ternyata berumur lebih tua dari dirinya. Siswa itu bernama Albina Wongga yang lahir tahun 1986. Setelah Dimas bertanya padanya secara personal ternyata Albina pernah tinggal di luar dan bekerja selama beberapa tahun. Hidupnya digunakan hanya untuk bekerja dan membantu keluarganya. Namun ketika mendapat teman di Perawea, Albina mencoba mendaftar sebagai siswi SMK meski pada saat itu usinya sudah dua puluh lima tahun.

“Rasa malu berbaur dengan haru saya rasakan, di mana seorang murid ternyata lebih senior,” kata Dimas. “Semangat belajar dan ingin tahu tidak membatasi seseorang untuk sekolah, itu pelajaran yang saya dapatkan dari Albina.”

Warga Dusun Lingkungan, Lugosobo, Gebang, Purworejo tersebut juga menerapkan terobosan baru menggunakan media untuk praktik kejuruan. Walau pada awalnya banyak yang menentang ide dan gagasan ini, namun karena banyak dukungan praktik itu berjalan dengan sukses. Praktik kejuruan ini mencoba membudidayakan ayam pedaging yang notabane merupakan ternak khas dari SMKN Bajawa Utara. Masyarakat dan guru yang tadinya memandang dengan sebelah mata, kini terbantahkan dengan sendirinya.

“Program yang kami rancang ini sekarang menjadi program unggulan sekolah yang dilaksanakan secara berkala,” ujar Dimas. Program ini dianggap sukses karena mampu menjadi bahan praktik siswa dalam memahami program jurusannya, bahkan mampu menambah uang komite untuk operasional sekolah. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles