Pengembangan jiwa wirausaha perlu dilakukan sejak usia dini. Perekonomian akan berkembang jika jumlah wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk. Tingkat pengangguran yang semakin bertambah, lulusan pendidikan formal masih banyak yang kurang percaya diri, kurang kreatif, kurang berani menanggung resiko, tidak ulet, mudah putus asa, dan masih banyak lulusan pendidikan formal yang tidak siap bekerja. Demikian ungkap Dr. Endang Mulyani, M.Si. dalam acara Seminar Kewirausahaan yang diadakan oleh DWP FIP UNY. Acara yang mengambil tempat di Abdullah Sigit Hall ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2014.
Inti dari perkembangan ekonomi negara adalah pada perubahan. Bagaimana pentingnya peran seorang Ibu terkait dengan perubahan masa depan bangsa. Dalam seminar ditampilkan tentang negara maju, negara berkembang, dan negara miskin. Berbagai hal tentang kekayaan negara, sumber daya manusia, produk yang dikeluarkan, dan kondisi lingkugan suatu negara. Gambaran dari negara-negara yang ditampilkan oleh pemateri membuatpeserta menjadi lebih jelas dan lebih faham bahwa suatu negara akan menjadi maju dan berkembang dengan adanya suatu perubahan, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang, dan tidak ada kata terlambat.
Dr. Endang Mulyani menyampaikan 10 prinsip dasar sebagai perubahan yaitu: (1) keyakinan, (2) etika, (3) kejujuran dan integritas, (4) bertanggung jawab, (5) hormat pada aturan dan hukum masyarakat, (6) hormat pada hak orang/warga lain, (7) cinta pada pekerjaan (profesional), (8) berusaha keras menabung, (9) bekerja keras, (10) tepat waktu.
Pembicara kedua Amir Panzuri, M.A. menyampaikan bahwa jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) adalah fondasi bagi bangun usaha/bisnis di atasnya. Fondasi itu lebih mudah dibangun sejak usia dini. Upaya membangun jiwa kewirausahaan di usia dini pasti tidak dimaksudkan untuk mempekerjakan seorang anak, melainkan menumbuhkan nilai-nilai kemandirian yang bermanfaat baginya, tidak saja dalam dunia kewirausahaan. Pandangan tentang wirausaha yaitu bahwa kemampuan kewirausahaan seseorang bersifat genetis, proses pengkondisian dan kombinasi keduanya.
Mentalitas wirausaha diibaratkan sebagai roda sebuah pedati. Bila roda itu bagus dan kuat ada harapan pedati itu mudah bergerak. Roda itu adalah landasan agar rumah pedati di atasnya ikut bergerak. Gerak itu kian cepat bila kuda penghelanya juga bagus, sehat, dan kuat. Dalam bisnis kuda itu adalah pemasaran.
Dalam acara diskusi dan tanya jawab peserta banyak yang antusias bertanya, bahkan ada yang belum sempat menyampaikan pertanyaan karena terbatasnya waktu. Seiring acara berjalan kemeriahan acara dengan selingan-selingan lagu-lagu dan acara semakin lebih meriah dengan adanya pembagian doorprize yang disponsori oleh Tupperware kepada peserta seminar dan kepada Ibu-Ibu penerima bingkisan penghargaan. Sponsor datang juga dari Percetakan Venus Gold, dimeriahkan dengan Bazar, dan organ tunggal. (siw/ant)