Business Day sebagai ajang pameran perdana para perintis usaha ini digelar di Pendopo Tedjokusumo dan pelataran Pusat Layanan Akademik (PLA) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Senin (22/12/2014). Antusias peserta pameran serta pembeli tidak kalah tinggi dibandingkan tahun lalu. Kegiatan ini diikuti oleh semua jurusan yang berada di bawah naungan FBS, yang dalam ini diwakili oleh HIMA dari masing-masing jurusan. Albyan Widya Pratama selaku ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan ini mengambil tema “Berkarya dan Berwirausaha Menjadi Bos Muda” dan bertujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha, mengembangkan kemampuan mahasiswa, dan mengubah pola pikir dari yang biasa menjadi yang luar biasa.
Kegiatan ini diikuti oleh 8 jurusan di FBS UNY dengan total mahasiswa 700—750 mahasiswa. Business Day tahun ini menampilkan 60 stand, mulai dari produk fashion, kerajinan, kuliner, jasa, dan masih banyak lagi.
Lapangan kerja yang tidak menentu serta persaingan yang semakin ketat mendesak semua orang terutama mahasiswa untuk menguasai keterampilan lain, seperti berbisnis dan berwirausaha. Kecerdasan finansial, interpersonal, intrapersonal, manajemen waktu dan keuangan, semua aspek tersebut dapat dipoles dengan kegiatan wirausaha.
Urgensi pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa menjadi latar belakang adanya mata kuliah kewirausahaan bagi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Mata kuliah ini dapat diambil pada semester ganjil, mulai dari semester tiga. Selain perkuliahan di kelas, tugas akhir dari mata kuliah ini bukan semata-mata teori, namun praktik langsung ilmu yang didapat mengenai kewirausahaan.
Vega Inria, mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris 2013, dan kelompoknya menawarkan Jellycious, minuman segar berbahan dasar kopi, jeli, dan taburan permen kecil. Lain lagi dengan Aninda Kusuma, mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2013, ia dan kelompoknya menyuguhkan inovasi bernama Subinal, susu dari biji nangka.
"Jadi ide awalnya, dosen saya meminta agar produk yang dipresentasikan itu inovatif dan jarang ditemukan di pasaran," jelas Aninda. "Jadi, kami menemukan ide untuk membuat susu dari biji nangka karena selama ini olahan biji nangka hanya sebatas itu-itu saja, paling-paling cuma direbus. Alasan lainnya karena biji nangka kaya akan manfaat."
Selain Jellycious dan Subinal, stand lain ternyata tidak kalah menarik. Ada produk makanan seperti Donatello, donat dari ketela; makanan khas dari negara-negara Eropa, photobooth, karya seni unik, tato hena, dan masih banyak lagi.
Walaupun singkat, Business Day terhitung sukses dan berkesan baik bagi peserta maupun pengunjung. "Dengan kuliah Kewirausahaan, saya jadi terinspirasi buat punya usaha sambilan yang bisa dirintis dari masa kuliah. Business day ini sendiri mengajarkan bahwa usaha itu punya dua aspek, pertama kreativitas, kedua perhitungan matang soal laba rugi," tutur Vega.
Aninda menambahkan, "Yang berkesan adalah pengetahuan tentang cara berwirausaha, dan pembebasan oleh dosenku untuk membuat usaha apa saja, jadi kita bisa menciptakan inovasi. Menyenangkan, mata kuliah refreshing. Kita diajarkan supaya aktif dan berinovasi."
Business Day tahun 2014 ini juga memberikan peringkat kejuaraan bagi tiga jurusan dengan presentasi, inovasi produk, organisasi, serta eksekusi terbaik. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman dengan produk-produk dan dekorasi ala Jermannya berhasil menyabet juara pertama, diikuti dengan karya-karya unik buah kreativitas Jurusan Pendidikan Seni Kerajinan, dan Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis di urutan ketiga. (Wardania-IA)