Mengkudu (Morinda Citrifolia Liin) yang bisa kita temui di sekitar kita ini sudah lama terkenal sebagai obat herbal yang diyakini bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Mengkudu ada yang dikemas dalam bentuk kapsul, ada pula yang diperas lalu diminum airnya. Mengkudu yang dibuat minuman bau khas buah mengkudunya masih menyengat saat dikonsumsi sehingga tidak semua orang suka mengonsumsi buah mengkudu.
Di tangan mahasiswa FMIPA UNY: Wulan Sari Ningsih, Purnamasari Pargusta, Wening Nurwulan, dan Septika Wuri Setyo Palupi, mengkudu tersebut dibuat agar-agar kering sebagai camilan alternatif pembangkit stamina. Agar-agar mengkudu merupakan terobosan baru dalam pengolahan buah ini. Agar-agar mengkudu menjadi bahan pangan sehat kaya serat.
Dalam pembuatan agar-agar mengkudu ini, agar-agar yang digunakan peneliti adalah agar-agar khusus dengan komposisi karagenan yang berfungsi sebagai bahan yang berfungsi untuk mengenyalkan. Pada pembuatan agar-agar kering ini, mengkudu yang digunakan adalah mengkudu yang sudah matang, dengan ciri-ciri buah sudah tidak keras lagi. Pengambilan ekstrak mengkudu dilakukan dengan melarutkannya dengan air 200 ml. Untuk mengkudu yang masih mengkal, mengkudu diambil dagingnya kemudian diblender.
Hasil pengekstrakkan mengkudu, jelas Wulan, menghasilkan ekstrak mengkudu sebanyak 50 gram yang larut dalam 200 ml air. Dari eksrtak mengkudu tersebut, kemudian ditambahkan agar-agar sebanyak 10 gram dan gula 125 gram. Semua bahan kemudian dipanaskan hingga mendidih. Ketika kompor dimatikan, agar-agar mengkudu langsung dituangkan ke wadah pencetak dan didiamkan hingga mengeras. Kemudian, agar-agar dipotong dengan ukuran 1 cm x 1 cm, dengan ketebalan 0,7 cm dan dijemur di bawah terik matahari hingga agar-agar kering. Agar-agar yang dijemur di bawah terik matahari ini tidak menjadi tempat perkembangbiakan jamur dan bakteri, karena ada gula yang secara alami menjadi bahan pengawet dari makanan sehingga terhindar dari bakteri. Agar-agar yang sudah kering ditandai dengan adanya lapisan gula yang keluar dari hasil penjemuran.
“Pembuatan agar-agar kering biasa dilakukan dengan perbandingan sama hanya tanpa digunakannya ekstrak mengkudu,” tegasnya.
Pengujian serat pangan dilakukan dengan membandingkan antara agar-agar kering biasa tanpa mengkudu dengan agar-agar kering sari buah mengkudu. Pembuatannya menggunakan perbandingan yang sama, pada agar-agar kering biasa menggunakan 10 gram agar-agar dalam 200 ml air, sedangakan agar-agar kering mengkudu juga menggunakan 10 gr agar-agar dalam 200 ml sari buah mengkudu.
Berdasarkan hasil analisis perbandingan kandunagan serat pangan dalam agar-agar kering mengkudu dengan agar-agar kering biasa, diketahui bahwa agar-agar kering mengkudu memiliki kandungan serat 1 % lebih tinggi dibandingkan agar-agar kering tanpa mengkudu.
Hasil di atas dapat diartikan bahwa dalam 100 gram agar-agar mengkudu terdapat 4 gram serat pangan sehingga dalam 1 gram agar-agar kering mengkudu mengandung 0,04 gram serat pangan. Setiap potongan agar-agar + 2-3 gram maka terdapat kurang lebih 0,1 gram serat pangan pada setiap potong.
Setelah melalui tahap pemanasan, dilakukan uji vitamin C terhadap agar-agar kering mengkudu. Berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa kadar vitamin C pada 100 gram agar-agar buah mengkudu adalah 61, 2379 mg pada ulangan 1 dan 62, 6297 mg pada ulangan 2. Berdasarkan hasil tersebut, pengonsumsian 100 gram agar-agar kering mengkudu mencukupi kebutuhan vitamin C untuk pria dan wanita, yaitu kebutuhan vitamin C berdasarkan U.S. RDA antara lain untuk pria dan wanita sebanyak 60 mg/hari. Dalam fungsinya membangkitkan stamina, vitamin C membantu mengembalikan fungsi sel-sel yang rusak dan membantu menambah energi. (witono N)