Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

WORKSHOP RUMPUNISASI KEAHLIAN DOSEN

$
0
0

Permasalahan klasik dunia pendidikan di Indonesia di antaranya daur-ulang topik, sporadis, tidak terfokus pada satu bidang, pendanaan yang kurang memadai serta tagihan hasil penelitian tidak ada kejelasan bahkan seringkali tanpa tindak lanjut. Oleh karena itu, diperlukan Kelompok Bidang Keilmuan (KBK) sebagai wujud peminatan utama riset dosen di mana pilihannya dibuat oleh dosen dan didasarkan pada latar belakang pendidikan terakhir atau fokus penelitian selama ini. KBK sebagai orientasi kelompok keilmuan merupakan gambaran keahlian individu-individu dalam kelompok yang sebidang.

Demikian dikatakan Wakil Rektor I Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Prof. H. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. dalam workshop rumpunisasi bidang keahlian dosen di Ruang Sidang Utama UNY, Kamis, 20 November 2014. Menurutnya, KBK pada prodi kependidikan terdiri atas satu KBK yang membidangi ilmu keguruan/pendidikan dan beberapa KBK yang membidangi ilmu-ilmu dasar/bidang studi. Sementara KBK pada prodi nonkependidikan fokus pada cabang-cabang utama keilmuan di prodi tersebut.

“KBK harus mencerminkan kepakaran dari individu yang kemudian menjadi kelompok,” kata Prof. H. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. “Dan setiap KBK harus mempunyai roadmap penelitian individu dan penelitian KBK.”

Workshop rumpunisasi bidang keahlian dosen diikuti oleh para dekan, wakil dekan hingga kaprodi se-UNY. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka rumpunisasi bidang keahlian dosen untuk mengefisienkan peranan dosen bidang keahlian dalam membangun tradisi ilmiah serta efisiensi pengelolaan pendidikan tinggi. Dibuka oleh Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. yang mengatakan bahwa kita harus siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yang akan diterapkan tahun 2015, untuk itu universitas tidak bisa berdiam diri karena universitas merupakan tumpuan masyarakat dalam menuntut ilmu. “Diperlukan updating peta yang kita miliki sekarang,” kata Rektor, “karena dosen adalah unsur penting dalam proses pembelajaran.”

Dalam workshop ini, dosen Departemen Kimia FMIPA UGM, Dr. Yateman Aryanto mengatakan bahwa pada tahun 1998 negara Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan Indonesia sama-sama dihantam krisis moneter. Namun sekarang, nasibnya berlainan di mana tiga negara tersebut sembuh dari krisis, sedangkan Indonesia masih belum bangkit dari krisis. Oleh karena itu, dibutuhkan rumusan arah dan prioritas dalam pengembangan pendidikan keilmuan di Indonesia.

“Salah satu langkah pentingnya adalah rumpunisasi dan pemetaan bidang keahlian dosen,” kata Dr. Yateman Aryanto. “Juga perlu menyusun roadmap jangka pendek dan panjang serta evaluasi plan secara periodik.”

Sementara Prof. Dr. Sugiyono menyampaikan bahwa peta keahlian dosen selain untuk prodi di fakultas juga berorientasi pada pasar kerja. “Di FT UNY, keahlian dosen meliputi kualifikasi akademik dan kompetensi/keahlian,” kata Prof. Dr. Sugiyono. Guru Besar FT UNY tersebut mengatakan bahwa pemetaan keahlian dosen berdasarkan pada matakuliah yang diampu pada S1, S2 dan S3. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles