Pada hari Sabtu (1/11/2014) Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta kembali menyelenggarakan Seminar Nasional dengan mengusung tema ”Kurikulum 2013 dalam Menjawab Tantangan Pembelajaran Sains Abad XXI”.
Seminar tersebut menghadirkan tiga pembicara, yaitu Ir. Hudiyo Firmanto M.Sc, Ph.D. (Anggota Tim KKNI), Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si. (Guru Besar bidang Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia), dan Prof. Dr. Muslimin Ibrahim (Guru Besar bidang Pendidikan Biologi Universitas Negeri Surabaya).
Peserta seminar berasal dari berbagai universitas di Indonesia dan diikuti oleh 207 orang peserta. Terdapat 60 pemakalah pendamping yang mempresentasikan makalah penelitian mereka dengan subtema yang telah ditentukan pihak panitia.
Acara dimulai tepat pukul 07.30 WIB dan berlangsung dengan khidmat. Sebelum acara seminar dibuka para peserta disuguhi dengan acara hiburan akustik dari JAVA’S dan setelah acara seminar dibuka para peserta juga terhibur dengan menghadirkanya tarian “Golek Ayun-ayun” (Tari Tradisional dari Yayasan Siswo Among Pekso).
Pada acara inti dengan menghadirkannya tiga pembicara, dijelaskan Muslimin Ibrahim bahwa penggunaan asesmen autentik tidaklah dimaksudkan untuk mengganti asesmen tradisional (paper and pencil test), tetapi lebih kepada mendapatkan gambar yang utuh tentang objek yang diakses (siswa). Penggunaan secara simultan asesmen tradisional dan asesmen autentik sebagai mitra akan berdampak pada meningkatnya kualitas keputusan yang dibuat.
Anna Permanasari mengatakan, permasalahan pendidikan sains saat ini masih sama seperti tahun sebelumnya, yaitu rendahnya literasi sains. Hanya sedikit siswa yang memiliki keterampilan berpikir serta kemampuan memecahkan masalah. “Revitalisasi kurikulum (menjadi kurikulum 2013) merupakan salah satu langkah yang ditempuh pemerintah dalam implementasi pembelajaran di kelas,” katanya. Dengan berbagai inovasi dalam pembelajaran di kelas maka perlu dikembangkannya pembelajaran berbasis saintifik inkuiri. Berbagai model/pendekatan pembelajaran disarankan untuk digunakan, seperti PBL, DL, PjBL, CTL, dan STEM/STEAM.
KKNI sebagai penyetara kualitas SDM dan menjadi acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pedidikan profesi. Dalam peningkatan level KKNI dapat melalui berbagai alur yaitu, melalui pendidikan formal, peningkatan karier di dunia kerja, pengalaman atau belajar mandiri, dan melalui peningkatan profesionalitas. Adapun unsur capaian pembelajaran di KKNI diantaranya, sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, kewenangan dan tanggung jawab serta penguasaan pengetahuan. Demikian dikatakan Anggotan Tim KKNI, Ir. Hudiyo Firmanto M.Sc, Ph.D. dalam capain pembelajaran MIPA mengacu kepada KKNI.
Pada closing ceremony para peserta kembali diajak untuk bersenang ria dengan berbagai doorprize yang disediakan panitia dan sponsor. Para peserta diminta untuk mencari lembaran kertas berwarna yang berada di bawah bangku peserta, dan bagi siapa yang berhasil mendapatkan kertas tersebut maka peserta mendapatkan doorprize secara langsung.
Di akhir acara, Dr.rer.nat Senam selaku Ketua Prodi Pendidikan Sains Program Pascasarjana UNY mengatakan, “Seminar Nasional Pendidikan ini merupakan agenda tahunan Program Studi Pendidikan Sains. Acara saat ini sudah berlangsung sangat baik, diharapkan di masa mendatang kegiatan semoga dapat berlangsung dengan lebih baik lagi.” Beliau juga berpesan bahwa di masa mendatang, Seminar Nasional Pendidikan Sains akan dilaksanakan setiap tahun. (Aya & Nana)