Jari lentiknya menyapukan bedak ke wajah penari sementara tangan kirinya memegang peralatan kosmetika yang akan digunakan untuk merias wajah peserta pentas tari The Glory of Bharatayudha di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta. Dialah Rita Sari, mahasiswa Program Studi Tata Rias dan Kecantikan, Fakultas Teknik, UNY. Hebatnya, selain jago merias, Rita Sari juga terpilih sebagai salah satu mahasiswa yang kuliah gratis di UNY karena mendapatkan beasiswa bidikmisi. Ditemui di rumahnya, di Lempongsari, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, gadis berparas manis tersebut bercerita tentang beasiswa bidikmisi yang diperolehnya.
Pada saat duduk di kelas XI SMKN 6 Yogyakarta, Rita Sari berhasil meraih juara pertama lomba rias dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat DIY dan dikirim mewakili DIY dalam LKS tingkat nasional di Jakarta. Dalam LKS tingkat nasional ini Rita berhasil mendapatkan juara II dan mendapat sertifikat serta penghargaan lain. Sertifikat kejuaraan inilah yang digunakan untuk mendaftar sebagai peserta bidikmisi jalur undangan tahun 2010 di UNY.
Ternyata gadis kelahiran Klaten, 27 Mei 1992 ini mempunyai banyak prestasi sejak masih duduk di sekolah dasar, di antaranya juara lomba lukis dan lompat tinggi saat SD dan juara II lomba lukis saat duduk di bangku SMP. Ketika anak ketiga dari 4 bersaudara ini matur pada orangtuanya tentang keinginan untuk kuliah, orang tuanya hanya bisa mendoakan agar tercapai keinginannya namun tidak bisa menjanjikan.
Hal ini disebabkan keterbatasan ekonomi. Kasno, ayahnya, seorang satpam yang sekarang telah berhenti kerja karena pernah menderita stroke. Sedangkan ibunya, Minah, berprofesi sebagai tukang pijat. Ketika ditanya kenapa memilih kuliah di Prodi Tata Rias dan Kecantikan UNY, pemegang indeks prestasi kumulatif 3,26 ini mengatakan karena ingin menjadi seperti kakaknya yang sekarang telah mampu membuka salon kecantikan, meskipun dulu sang kakak hanya mendapat ilmunya dari kursus.
“Saya ingin mendapat ilmu rias, bukan dari kursus semata, melainkan dari bangku kuliah,” kata Rita. “Dengan demikian, saya bisa bekerjasama dengan kakak yang memiliki salon, baik sebagai kapster maupun sebagai perias manten.” Ternyata, di luar aktivitasnya sebagai mahasiswa, Rita juga sering diminta bantuan tenaganya sebagai perias manten oleh beberapa salon kecantikan lain. Keterbatasan ekonomi tidak menghalangi seseorang dalam menempuh pendidikan tinggi berkat beasiswa bidikmisi. (dedy)