Sepuluh mahasiswa UNY angkatan 2011 melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Internasional di Johor, Malaysia pada tanggal 1—17 Juli 2014. Mereka adalah Gamarina Isti Ratnasari dari Pendidikan Matematika Internasional, Sulistiana Febriawati dari Pendidikan Kimia Internasional, Venti Indiani dari Pendidikan Matematika Internasional, Puspa Hening dari Pendidikan Biologi, Kinanthi Prabandari dari Pendidikan Fisika, Alfian Nurhidayat, Fahrul Arba Prakosa, dan Hernita Intan Gusmaya masing-masing dari PJKR FIK, serta Emi dari PJKR-PGSD. Dan terakhir Raffi dari Pendidikan Teknik Sipil.
Para mahasiswa tersebut terbagi ke dalam dua sekolah, yaitu Sekolah Menengah Kebangsaan Aminuddin Baki dan Sekolah Sutan Ismail yang terletak sekitar 30 menit dari Universiti Teknologi Malaysia jika dijangkau dengan van/mobil.
Sulistiana Febriawati salah satu peserta PPL ketika dikonfirmasi Senin (10/10/2014) di kampus FMIPA mengatakan bahwa program ini diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan UNY dengan beberapa tahap seleksi dan pelatihan, di antaranya pelatihan Survival English, Classroom English, English for Science, Culture, dan kepribadian. Program ini dilaksanakan dengan kerjasama UNY dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Program ini sudah berjalan beberapa tahun dan akan dilanjutkan untuk tahun depan.
Dalam mengajar, lanjut Sulistiana, mereka tidak terlalu kesulitan jika menggunakan bahasa Inggris mengingat Malaysia masih sangat kental dengan tiga etnik, yaitu Tionghoa, Melayu, dan India yang memang memakai bahasa suku mereka sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang paling sulit adalah ketika diajak berbicara oleh siswa Chinese yang memakai bahasa mandarin. Mereka hanya bisa menjawab dalam bahasa Inggris, ''What did you say? Would you like to say in English?"
Sebuah pengalaman yang menarik ketika dapat mengajar mereka dan mereka juga agak kebingungan dengan logat bahasa Inggris anak-anak Indonesia yang sedikit berbeda dengan logat Inggris mereka.
“Pembelajaran di Malaysia masih menggunakan metode ceramah dan siswa-siswa di sana lebih senang mendengarkan dan kurang suka mencatat. Mereka lebih suka mengandalkan hand out yang diberikan oleh guru. Selain itu, materi di Indonesia lebih banyak daripada materi di Malaysia,” terang Sulistiana.
Dalam sekolah, biasanya dilaksanakan dengan bahasa Melayu, tetapi ada juga yang menggunakan bahasa Inggris dalam mata pelajaran matematik dan sains. Seragam mereka menggunakan pakaian berwarna biru dan atasan putih panjang (baju kurung). Mahasiswa perempuan UNY juga sempat memakai pakaian baju kurung saat mengajar.
Yang menarik, menurut Sulistiana, yaitu kesempatan mahasiswa PPL ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kesempatan untuk berbuka di masjid UTM, kesempatan untuk berbuka bersama guru-guru sekolah, berbuka bersama dosen-dosen UTM, serta berbuka, bahkan sahur bersama mahasiswa UTM. Dalam kesempatan itu juga, mahasiswa PPL UNY mendapatkan kesempatan untuk berkeliling Johor, Kuala Lumpur, serta Singapura yang terletak 30 menit dari Johor. Mereka juga memiliki kesempatan untuk melaksanakan pemilu di Malaysia. (Sulistiana Febriawati/witono)