Dewasa ini, batik menjadi motif pakaian yang mulai familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Karena motifnya yang unik dan elegan, banyak orang menggunakan pakaian bernuansa batik di segala macam acara, mulai dari acara santai hingga acara yang formal. Selain itu, motif batik juga cocok digunakan untuk segala macam usia, tak terkecuali oleh anak-anak. Ragam motif batik telah banyak dimodifikasi oleh para pelaku desain untuk mendongkrak minat masyarakat terhadap batik itu sendiri.
Anak-anak lebih menyukai pakaian yang bermotif kartun yang lucu. Kebanyakan anak mengenakan batik hanya di sekolah untuk mematuhi peraturan sekolah yang mewajibkan mereka mengenakan seragam batik. Hal tersebut menyebabkan anak-anak tidak terlalu akrab dengan batik. Padahal mengakrabkan anak dengan batik itu diperlukan karena penanaman rasa cinta pada budaya harus dilakukan sejak dini.
Untuk membuat agar motif batik tidak cenderung monoton dan menarik minat anak-anak, mahasiswa UNY yang terdiri Ratna Very Viana, Trialita Ika Rahmawati, Palupi Yuliyani (Prodi Pendidikan Fisika) dan Andika Setyo Wicaksono (Prodi Teknik Elektronika) membuat modifikasi batik cap bermotif karakter kartun doraemon. Supaya tetap mengedepankan nuansa tradisional, karakter kartun doraemon didesain berbusana adat Jawa.
Upaya pemodifikasian batik cetak ini ditekankan pada motifnya, sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa cinta anak terhadap budaya lokal khususnya batik. Motif yang dipakai dalam pemodifikasian ini adalah karakter kartun doraemon yang merupakan karakter kartun yang sudah akrab di kalangan anak-anak.
“Kami bekerjasama dengan mitra dalam pembuatan cap batik doraemon dan proses membatiknya. Penjahitan bahan menjadi baju disesuaikan dengan ukuran anak. Baju batik yang telah diproduksi oleh mitra produksi, selanjutnya kami finishing dengan memasukkannya ke dalam plastik dan memberi label produk “Batmon” di bagian kerah baju. Per potong harganya kami patok sebesar Rp 60.000,00.”
“Promosi dan pemasaran yang kami lakukan adalah promosi dari mulut ke mulut, membuat fans page di jejaring sosial seperti facebook, twitter, pemasangan iklan di media massa, menyebar pamflet dan melakukan promosi ke masyarakat umum,” tutupnya. (witono N)