Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

DR. SAMITRIN KEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN HIGHER ORDER THINKING

$
0
0

Program Pascasarjana UNY kembali mengadakan ujian terbuka dan promosi doktor pada hari Jumat, 12 September 2014 dengan promovendus Samitrin, M.Si. dari Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Dosen Univesitas Islam Buton Nusantara, Sulawesi Tenggara ini mempresentasikan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Kemampuan Higher Order Thinking Siswa SMP dalam Mata Pelajaran Matematika”.

Menurut promovendus penelitiannya dilatarbelakangi oleh temuan dalam penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Januari–Februari 2012 di 18 SMP di Provinsi Sulawesi Tenggara yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian yang terjadi di lapangan saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Instrumen penilaian (tes)  matematika yang digunakan dalam penilaian hanya menuntut mengungkap kemampuan siswa sampai pada level aplikasi dalam taksonomi Bloom. Hal ini berakibat pada informasi tentang kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil-hasil penilaian tidak memadai atau tidak komprehensif. Kondisi ini berimplikasi pada perbaikan proses pembelajaran berdasarkan hasil-hasil penilaian yang tidak maksimal. “Oleh karena itu, penilaian kemampuan siswa perlu dilakukan secara komprehensif, mulai dari level kemampuan rendah (lower order thinking) sampai pada level tinggi (higher order thinking),” ungkapnya.

Lebih lanjut promovendus mengungkapkan bahwa untuk menghasilkan instrumen yang mampu mengungkap kemampuan higher order thinking siswa diperlukan penelitian yang sistematis sesuai dengan prosedur pengembangan instrumen, dengan memperhatikan kriteria tes higher order thinking dalam matematika.  Kriteria tersebut yaitu: (1) tes higher order thinking dalam matematika yaitu: (1) menggunakan butir soal baru, (2) membutuhkan pemikiran yang kompleks untuk menyelesaikannya (menuntut siswa untuk mengeksplorasi dan menerapkan konsep-konsep matematika, proses-proses matematika, atau hubungan antarkonsep, (3) menggunakan soal/masalah nonrutin yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara penyelesaian atau non-algoritmik (baik menghasilkan solusi tunggal maupun banyak solusi—open ended); dan (4) menuntut siswa untuk menggabungkan fakta dan ide dalam mensintesis, menggeneralisasi, menjelaskan, melakukan dugaan, membuat kesimpulan atau interpretasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru-guru matematika untuk menilai kemampuan HOT siswa SMP, serta dapat dijadikan acuan dalam penyusunan instrumen HOT.

Penelitian ini mangacu pada prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Djemari Mardapi (2008) yang terdiri atas  sembilan langkah, yaitu: (1) menyusun spesifikasi tes, (2) menulis soal tes, (3) menelaah soal tes, (4) uji coba pertama, (5) menganalisis hasil uji coba pertama, (6) memperbaiki tes, (7) merakit tes, (8) uji coba kedua, dan (9) menganalisis hasil uji coba kedua. Langkah pertama sampai langkah keketiga dikategorikan sebagai tahap perancangan, sedangkan langkah keempat sampai langkah kesembilan dikategorikan sebagai tahap ujicoba. Sebelum tahap perancangan dimulai, peneliti melakukan kajian teoretis tentang higher order thinking, kemampuan higher order thinking dalam Mata Pelajaran Matematika, serta muatan kemampuan higher order thinking dalam kurikulum mata pelajaran matematika SMP.

Validitas isi instrumen diperoleh melalui forum focus group discussion (FGD) dan teknik Delpi. Validitas konstruk diperoleh melalui analisis data hasil uji coba. Uji coba instrumen dilakukan dua kali yang melibatkan 264 siswa pada uji coba pertama dan 821 siswa pada uji coba kedua. Kegiatan uji coba dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan bantuan software komputer. Indeks validitas butir dianalisis menggunakan formula Aiken dan parameter butir dianalisis menggunakan teori tes klasik dengan bantuan Microsoft Office Excel. Reliabilitas instrumen dianalisis menggunakan formula alpha Cronbach dan formula Kappa dari Cohen dengan bantuan SPSS. Validitas konstruk  instrumen dianalisis menggunakan analisis faktor konfirmatori dengan bantuan Lisrel.

Instrumen penilaian kemampuan HOT siswa SMP dalam Mata Pelajaran Matematika yang dihasilkan dalam penelitian ini terdiri dari atas 12 butir, dan semua butir berbentuk uraian. Instrumen tersebut telah memenuhi semua kriteria yang ditentukan, baik validitas, reliabilitas, maupun parameter butir. Hasil analisis validitas isi disimpulkan bahwa instrumen valid, secara kuantitatif validitas isi ditunjukkan oleh indeks validitas Aiken setiap butir paling rendah 0,83. Hasil analisis validitas konstruk menyimpulkan bahwa instrumen valid, yang ditunjukkan oleh nilai χ= 67,69 dengan p-value = 0,10; Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0,03; yang didukung oleh Goodness of Fit Index (GFI) sebesar 0,97; Normed Fit Index (NFI) sebesar 0,95 dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) sebesar 0,95. Instrumen memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,88, dengan konsistensi antarpenilai minimal 0,949.

Butir-butir tes memiliki tingkat kesulitan yang berada pada rentang 0,30 ≤ Pi≤ 0,70 dengan indeks tingkat kesulitan yang paling rendah adalah 0,32 dan indeks tingkat kesulitan yang paling tingi adalah 0,61. Kemampuan HOT siswa SMP dalam Mata Pelajaran Matematika cenderung rendah, yang ditunjukkan oleh persentase peserta tes pada kategori rendah dan sangat rendah sebesar 64,32%, sedangkan persentase peserta tes yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi hanya sebesar 35,68%. Rendahnya kemampuan siswa tersebut, disebabkan oleh ketidakbiasaan siswa dalam menyelesaikan soal-soal HOT.

Berdasarkan kesimpulan tersebut promovendus menyarankan bagi guru-guru yang akan menilai kemampuan HOT dalam Mata Pelajaran Matematika supaya menggunakan instrumen yang dihasilkan dari penelitian ini, karena instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, maupun kriteria parameter butir, bagi guru-guru yang ingin mengembangkan sendiri instrumen penilaian kemampuan HOT, supaya mengikuti langkah-langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat diperoleh instrumen yang valid, reliabel, serta memiliki parameter butir yang memenuhi kriteria.

Penelitian yang dibimbing oleh Prof. Suryanto, Ed.D. dan Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. ini berhasil dipertahankan oleh promovendus dengan baik. Berdasarkan hasil sidang tim penguji yang diketuai Prof. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. memutuskan Samitrin, M.Si. berhasil lulus meraih gelar doktor kependidikan dalam bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan dengan predikat Sangat Memuaskan.

Dr. Samitrin tercatat sebagai doktor lulusan PPs UNY ke-243 dan ke-141 pada Prodi PEP. (Rb)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles