Batik celup ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan pewarna tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi untuk mencampurkan warna agar masuk ke serat kain. Setelah pencelupan selesai tali pengikat kain dibuka dan akan timbul motif tertentu sesuai ikatan yang dibuat pada kain. Batik ikat celup juga dikenal dengan nama “ombre”, di mana jenis batik ini termasuk jenis batik kontemporer. Biasanya batik ikat celup digunakan untuk kaos, tas, ataupun baju. Mengapa dipilih pelatihan pembuatan batik ikat celup, karena batik ikat celup menarik dan murah jika diaplikasikan pada pakaian atau media yang lain.
Kegiatan ini merupakan program kerja mahasiswa KKN UNY Kelompok 249 yang beranggotakan 14 orang mahasiswa. Pelatihan yang diprakarsai oleh Novita Dwi Q dan dibantu oleh anggota yang lain yaitu Ahdiny Nur W, Andi Suparno, Elnang S, Khanief Eka, Nimas Ayu, Nurul H, Reza P, Vita Kurniawati, Yoshinta Mei (Pend Seni Kerajinan), Esa Adi, Yudith Nikita (Pend Seni Rupa), Devy Andika, dan Dhea Adi (Pend Bimbingan dan Konseling). Pelatihan ini dilaksanakan Minggu, 24 Agustus 2014 ini diikuti kurang lebih 30 orang anak-anak dan remaja RW 11 Kelurahan Mujamuju Umbulharjo Yogyakarta.
Menurut Novita, ada beberapa tahapan untuk membuat batik ikat celup, yang pertama menyiapkan bahan yang diperlukan. “Potong bahan, siapkan pewarna, pengunci warna dan air bersih. Kedua kain diikat seseua motif yang diinginkan kemudian dicelup pada warna yang dipilih. Kemudian warna dikunci dengan pengunci warna. Proses ini dapat diulang beberapa kali sehingga diperoleh motif dan warna sesuai yang diinginkan”, ungkap Novita. “Terakhir batik dicelup pada air bersih dan dibuka ikatannya sebelum dijemur,” imbuh Novita.
Sebelum melaksanakan pembuatan batik ikat celup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya ialah kewajiban untuk memenuhi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). K3 bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja dan mencegah penyakit akibat kerja. Dalam pelatihan pembuatan batik ikat celup ini digunakan bahan kimia, sehingga ada beberapa hal yang harus dipenuhi, di antaranya ialah penggunaan kaos tangan dan pengawasan orang dewasa karena yang mengikuti pelatihan ini mayoritas anak-anak dan remaja.
Tidak hanya pembuatan batik ikat celup, KKN Kelompok 249 juga melaksanakan kegiatan pelatihan lain seperti pembuatan gelang dan gantungan kunci dengan teknik macramé, teknik sablon pada sapu tangan ombre, pembuatan wayang dari karton bekas, paper quilling, pengenalan warna, pembuatan asesoris dari plastik, pigura kardus, dan beberapa penyuluhan tentang pergaulan bebas ataupun posyandu. (lina)