Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

DOSEN JEPANG DISKUSI DI FIK: STRATEGI PENDIDIKAN JASMANI SD

$
0
0

Dosen tamu dari University of East Asia, Hideaki Tanimoto dalam kunjungannya ke Indonesia menyempatkan diri untuk singgah di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta serta memberi materi diskusi bersama dosen-dosen Program Studi PGSD FIK UNY di ruang Rapat Pimpinan GPLA, Senin (18/8/2014).

Pada kesempatan tersebut, Tanimoto menjelaskan mengenai strategi pertumbuhan pendidikan jasmani. Ada tiga hal dalam mengajarkan Pendidikan Jasmani di SD, yaitu: (1) kemampuan akademik (dasar pengetahuan dan ketrampilan; kemampuan berfikir, menilai, dan berekspresi; motivasi untuk belajar, (2) bersemangat, (3) kekuatan fisik. Selanjutnya untuk menumbuhkan dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan, ada 3 metode pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan ketrampilan motorik, di antaranya: (1) analogon, yaitu gerak yang memiripkan dengan gerak-gerak yang diberikan, seperti misalnya menirukan gerakan kelinci, kanguru; (2) drill-game: yaitu metode permainan untuk mengembangkan ketrampilan dasar; (3) task-game: yaitu pembelajaran permainan untuk pembelajaran perilaku dan pembelajaran motorik secara lebih mudah.

Lebih lanjut Tanimoto menjelaskan bahwa pendidikan jasmani di Indonesia dan di Jepang sangat berbeda. Seorang guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Jepang mengajar mulai pukul sembilan pagi hingga pukul empat sore selama lima hari kerja (Hari Sabtu dan Hari Minggu libur). Selain itu, setiap Sekolah Dasar di Jepang diwajibkan untuk memiliki kolam renang. Pelajaran olah raga untuk anak-anak tingkat Sekolah Dasar diberikan sebanyak dua sampai dengan tiga kali masing-masing selama 45 menit. Adapun untuk anak-anak setingkat SMA dilaksanakan sebanyak 2 kali dan masing-masing selama 50 menit.

Pada kesempatan tersebut, Tanimoto juga memaparkan hasil penelitiannya pada sekelompok anak antara yang telah diberikan dengan yang tidak diberikan tactik learning.  Untuk kesimpulan akhir, anak-anak yang telah diberikan taktic learning yang terintergrasi melalui observasi, analisa, serta menyampaikan paparan akhir, terjadi perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak diberikan taktic learning. (rew)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles