Matematika merupakan mata pelajaran yang bagus, indah, dan mendidik karena dapat dipakai untuk belajar berpikir. Matematika semacam bahasa yang sangat kuat. Dari kecil anak sudah mengenal matematika. Matematika tidak hanya angka-angka, simbol; juga tidak hanya hafalan, tetapi matematika juga bermakna.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang harus mengerti matematika guna menghitung, menafsir, dan lain-lain. Untuk bekerja dan studi lanjut, matematika sudah dikenalkan sejak sekolah. Seseorang juga bisa menjadi seorang matematikawan. Hal tersebut disampaikan oleh Mrs. Annie Makkink dari Belanda pada acara kuliah umum pada Jurusan Pendidikan Matematika, Senin (4/3/2013) di FMIPA UNY.
Annie mencontohkan orang yang menjual panci di pasar. Banyak makna matematika di dalammnya. Mulai dari harga yang Rp 10.000,00 / 3 buah, atau bisa menghitung jumlah panci yang dijual dengan cara mengelompokkan, dan sebagainya.
Seorang matematikawan, terutama dari negara Barat, yang belum tahu harga di Indonesia, jarang keluar kampus, belum pernah pergi ke pasar, dan serius, jika ditanya harga panci yang tertulis Rp 10.000,00 / 3 buah, maka dia mempunyai perhitungan Rp 10.000,00 dibagi 3 dan hasilnya adalah 3.333,333. Akan tetapi, di pasar satu panci bisa dihargai Rp 3.500,00 atau Rp 4.500,00. Hal tersebut menandakan bahwa perhitungan matematika dengan matematika di kehidupan sehari-hari memang berbeda.
“Bagi seorang yang mempunyai toko emas, si pemilik tidak perlu menghafalkan ukuran-ukuran berat seperti 1 kilogram ada berapa decagram, 1 centigram ada berapa kilogram. Hal tersebut karena toko emas sangat jarang menggunakan satuan kilogram, tapi yang digunakan kebanyakan adalah gram,” jelasnya.
Annie memberikan contoh lain, yaitu makna angka pada sebuah gantungan kunci pintu hotel yang bernomor 1012. Angka tersebut belum tentu menunjukkan jumlah kamar yang ada di hotel tersebut. Tapi angka tersebut bermakna lantai 10 kamar 12. Begitu juga angka-angka yang lain seperti angka pada plat nomor kendaraan, nomor HP, dan lain-lain. (witono)