Universitas Negeri Yogyakarta meraih persentase kelulusan terbesar peserta Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) tahun 2014 di antara seluruh LPTK penyelenggara SM3T di Indonesia. Dari 678 peserta tes online, 84,2% atau 571 peserta berhasil lolos seleksi. Kuota SM3T UNY tahun ini sejumlah 252 orang dan yang lainnya dikirimkan ke LPTK lain yang masih kekurangan peserta.
SM3T UNY tahun 2014 akan ditempatkan di 6 kabupaten di Indonesia, tiga di antaranya merupakan lokasi baru yang belum pernah dipakai oleh UNY. Tiga kabupaten baru tersebut yaitu Kabupaten Pegunungan Bintang di Papua, Kabupaten Raja Ampat di Papua Barat, serta Kabupaten Alor di Nusa Tenggara Timur. Sementara 3 kabupaten lainnya adalah Malinau di Kalimantan Utara, Gayo Lues di Aceh, dan Ngada di Nusa Tenggara Timur. Jumlah peserta yang akan ditempatkan di Gayo Lues 60 orang, Malinau 55 orang, Ngada 40 orang, Alor 32 orang, Raja Ampat 32 orang, dan Pegunungan Bintang 25 orang.
Sebelum peserta diberangkatkan menuju lokasi SM3T, Universitas Negeri Yogyakarta bekerjasama dengan Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta mengadakan pelatihan prakondisi bagi peserta SM3T yang berlangsung di UNY dan AAU Adisutjipto Yogyakarta sejak Kamis hingga Senin, 14—25 Agustus 2014. Pelatihan ini diadakan agar mereka lebih siap diterjunkan dalam wilayah baru dengan materi sosialisasi kurikulum 2013, manajemen sekolah, pembelajaran pada kondisi khusus, posdaya, kepramukaan, P3K, UKS, survival, kedisiplinan, pendekatan sosial kemasyarakatan, wawasan kebangsaan, bela negara, dan sebagainya.
Kegiatan Prakondisi dibuka di Ruang Sidang Utama Rektorat oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dengan ucapan selamat pada 252 orang peserta SM3T UNY yang telah lolos seleksi. “Pada masa sekarang lebih diutamakan guru yang memiliki sertifikat pendidik,” kata Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. “Peserta SM3T memiliki fighting spirit dan punya motivasi mendidik yang tinggi sehingga kedepan akan menjadi guru yang baik.”
Rektor juga berpesan agar peserta SM3T yang telah terpilih ini dapat menjaga diri dan mempersiapkan diri untuk terjun ke tempat yang situasinya berbeda dengan Jawa. Koordinator SM3T UNY, Moh. Slamet, M.S. mengatakan program SM3T adalah program pengabdian sarjana kependidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T) sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan program Pendidikan Profesi Guru. “Menurut rencana para peserta akan diberangkatkan ke lokasi mulai tanggal 29 Agustus 2014,” kata Moh. Slamet, M.S.
Dari 252 peserta yang mengikuti prakondisi ini, selain dari UNY juga berasal dari perguruan tinggi lain seperti Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Makassar, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Universitas Widya Dharma Klaten, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, dan Universitas PGRI Yogyakarta.
Keseluruhan peserta terdiri dari program studi: PGSD, PAUD, Bimbingan Konseling, Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Seni, Pendidikan Matematika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Fisika, Pendidikan Biologi, Pendidikan IPA, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, PKNH, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Sosiologi-Antropologi, Pendidikan Teknik Boga dan Busana, Pendidikan Teknik Mesin, serta Pendidikan Ekonomi. Kompensasi dari program ini adalah peserta sarjana pendidik berhak mengikuti Pendidikan Pelatihan Guru (PPG) bersama Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) berasrama. (dedy)