Teh-tehan (Acalypha siamensis) merupakan habitus tanaman perdu yang tajuknya rapat, padat, dan kuat. Tumbuhan teh-tehan biasanya hidup berkoloni, memiliki ukuran daun kecil dan mudah tumbuh dengan perawatan yang relatif mudah. Hal ini mengakibatkan teh-tehan mudah ditemukan mulai dari daerah pedesaan sampai perkotaan.
Namun keberadaan tumbuhan teh-tehan belum dimanfaatkan secara maksimal. Selama ini pemanfaatan tumbuhan teh-tehan yang melimpah baru sebatas pada tanaman hias atau tanaman pagar. Padahal sebenarnya tanaman ini memiliki potensi lain yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Dari hasil penelitian, tanaman ini dipercaya sebagai diuretic yang dapat menyembuhkan luka.
Dari hal tersebut, mahasiswa mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, yaitu Anggraeni Wulandari, Reni Desiana, Munji Lestari, Arniz Hanifah, dan Nikmatul Eviyana melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada tumbuhan teh-tehan yang mengakibatkan tumbuhan ini dapat menyembuhkan luka, serta mengetahui berapa kadar yang tepat dari ekstrak daun teh-tehan dalam mematikan kuman dan bakteri. Penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam pembuatan produk antibakteri dan antiseptik alami sekaligus meningkatkan nilai jual dari tanaman teh-tehan.
Anggraeni menjelaskan bahwa bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu daun teh-tehan yang masih segar, methanol, bakteri Staphylococcus aureus, agar-agar, akuades. Yang pertama adalah mengekstrasi dengan metode maserasi, meguji kandungan daun, pengembangbiakan bakteri, serta menguji ekstrak terhadap bakteri dengan memasukkan ekstrak daun dengan variasi kadar ke dalam cawan petri yang berisi bakteri, kemudian mengamati diameter hasil perubahan warna efek dari penambahan ekstrak daun.
Diterangkan juga, bahwa hasil dari penelitian ini yaitu tanaman teh-tehan merupakan tanaman dari famili Euphorbiaceae yang memiliki kandungan antibakterial yang terletak pada senyawa kimia berupa 2-pyridinepropanoic, 1,2,3-Benzenetriol, 9-Octadecenal di dalam ekstrak daun teh-tehan. Senyawa ini menyebabkan rasa dan aroma yang khas pada daun teh-tehan dan senyawa ini menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus. Cairan yang berupa ekstrak dari daun teh-tehan yang mampu menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus. (witono)