Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

SIMPOSIUM KOMPETISI ROBOT SEPAKBOLA INDONESIA

$
0
0

Perkembangan teknologi robotika yang sangat pesat dalam tahun-tahun belakangan ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer baik secara hardware maupun software. Selain itu, teknologi aktuator dan sensor juga telah berkembang pesat terutama adanya miniaturisasi komponen-komponen tersebut, sehingga robot dapat dibuat berbiaya relatif lebih murah dengan fitur-fitur yang sangat canggih.

Keinginan untuk memberikan kemampuan berpikir kepada robot, terutama robot humanoid, telah menjadi impian para peneliti sejak pertengahan abad ke-19 yang lalu, sehingga dikenal bidang-bidang seperti Artificial Intelligence (AI) yang kemudian berkembang pesat menjadi bidang computational Intelligent, evolutionary computing, dan lainnya. Demikian dikatakan Wahidin Wahab, M.Sc, Ph.D. dalam the 2nd Indonesian Symposium on Robot Soccer Competition di Auditorium UNY, Selasa, 24 Juni 2014.

Lebih lanjut dosen Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia tersebut mengatakan bahwa robot memerlukan teknologi inteligensia untuk menyelesaikan masalah karena robot tidak memiliki kemampuan inteligensia tersebut untuk memproses data dan informasi dengan baik. KAIST (Korean Advanced Institute of Science and Technology) telah mengusulkan suatu arsitektur baru sebagai awal teknologi inteligensia untuk pembentukan kecerdasan dalam robot.

“Arsitektur ini disebut sebagai Intelligent Operating Arsitecture,” kata Wahidin Wahab, M.Sc, Ph.D. “Semua riset dalam institusi ini mengarah kepada kecerdasan robot dilaksanakan dalam lingkup arsitektur ini.” Dalam laboratorium Robot Intelligence Technology di KAIST-Korea, salah satu aplikasi yang menarik adalah aplikasi pada kepala robot yang menunjukkan kemampuan robot untuk menunjukkan expresi wajah dalam menunjukkan berbagai emosi yang diminta. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa robot head dapat secara cerdas menunjukkan expresi wajah yang menarik.

Simposium diikuti oleh oleh 172 peserta dan menampilkan 34 pemakalah yang terdiri dari 15 pemakalah wajib dan 19 pemakalah dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pemakalah wajib adalah peserta yang lolos dalam Robot Soccer Competition KRI 2014 ini. Dibuka oleh Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. yang dalam sambutannya mengatakan bahwa robot yang eksistensinya dimulai di Universitas Indonesia pada tahun 1990-an telah berkembang pesat hingga seperti sekarang.

“Dulu robot hanyalah sebatas entertaintment, namun sekarang masuk dalam kehidupan keseharian,” kata Rektor. “Dari sini lahir karya-karya produktif di bidang engineering dan kedokteran.” Menurut Rektor, dalam simposium ini selain berkompetisi, para peserta juga dapat sharing pengalaman dan pengetahuan dalam bidang robotika.

Pembicara lainnya yaitu Dr. Ir. Endra Pitowarno, M.Eng. yang mengemukakan bahwa dari evaluasi capaian berbagai grup riset yang diwakili para tim yang bertanding di Robocup sejak 2002 hingga 2014 diketahui bahwa ada topik mendasar yang dapat dilakukan para peneliti Indonesia untuk dapat bersaing di tingkat dunia, seperti pengembangan RTOS (Real Time OS), kendali kestabilan dan kekokohan.

“Untuk itu perlu skema percepatan pengembangan teknologi robot sepakbola di Indonesia,” katanya. Menurut dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya itu, skema tersebut yaitu dengan memfokuskan pengembangan pada sistem operasi waktu nyata (RTOS) dan multi tugas (multi task). Selain itu, perlu memperdalam kajian penerapan kendali gaya aktif dan kendali jerk untuk mencapai kekokohan baik dalam berlari maupun menendang bola. Dari analisis capaian ini dapat disimpulkan bahwa dengan fokus pada dua hal tersebut tanpa mengurangi konsentrasi peningkatan teknologi sensor dan aktuator, diharapkan tim Indonesia dapat konsisten mengiringi pencapaian hasil pada tahun 2050 sesuai dengan roadmap. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles