Dalam acara Teras Jogja, tayangan langsung Dialog Interaktif, Senin (19/5/2014) sore, UNY kembali menyapa pemirsa Jogja TV. Acara tersebut mengusung tema “FIS UNY menjawab kebutuhan pendidikan ilmu sosial di sekolah”, fakultas yang tampil adalah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY. Sesuai dengan tujuan acara mensosialisasikan keberadaan faklultas yang ada UNY, tampil punggawa fakultas: M. Nur Rokhman, M.Pd. (Pakar Pendidikan Sejarah), Grendi Hendrastomo, M.Hum. (Pakar Pendidikan Sosiologi), dan Dr. Dyah Respati, M.Si. (Pakar Mitigasi Bencana FIS UNY). Dengan gayanya masing-masing mereka menjawab semua pertanyaan seputar fakultasnya dari presenter dan pemirsa Jogya TV.
Para pembicara secara terang menjelaskan kesiapan FIS UNY dalam menghadapi berbagai kebijakan baru dalam bidang pendidikan di Indonesia. Tidak terkecuali implementasi kurikulum 2013 tempat UNY menjadi salah satu pengembangnya. Nur Rokhman mengatakan, “Struktur kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas sebagaimana tercantum dalam Permendikbud nomor 69 tahun 2013, mata pelajaran yang dapat diikuti dan diambil terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan,” ujarnya. Matapelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk Sekolah Menengah Atas.
Sementara itu Grendi, menambahkan mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Dyah Respati memaparkan hal yang lain. Dalam wawancara tersebut dia menyatakan bahwa di fakultasnya sudah memiliki kelompok studi yang membahas dan mempelajari mitigasi bencana. Kelompok studi mitigasi bencana sangat penting sebagai tuntutan bagi sebuah negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi seperti Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu ciri khas FIS UNY.
Salah satu produser Jogja TV berkata, “Teras Jogja merupakan program variety show yang memadukan antara dialog, musik, demo ketrampilan, dan beragam aktivitas lainnya,” ujarnya. Teras merupakan akronim dari Terkini, Akrab, dan Santun. Jadi, secara keseluruhan, Teras Jogja memiliki makna sebagai garda depan untuk membuka cakrawala pengetahuan tentang segala sesuatu yang tengah terjadi di masyarakat. Tema yang dibahas dalam dialog ini adalah isu-isu menarik yang sedang jadi perbincangan di masyarakat, baik isu sosial, pendidikan, politik, maupun budaya. (Danu)