Dikisahkan di dunia pakeliran yang direpresentasikan keberadaan kerajaan Astina dan kerajaan Amarta, sedang diberi cobaan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan berbagai bencana. Kehidupan masyarakat kehilangan pegangan karena hilangnya jimat Kalimasada, sehingga terjadi problem karakter seperti krisis akhlak, krisis keteladanan dan krisis lingkungan. Dapat diibaratkan Indonesia yang sedang dilanda berbagai bencana dengan terjadinya krisis akhlak serta lunturnya nasionalisme atau jati diri bangsa seperti lunturnya kesantunan, anarkisme, tindak kekerasan dimana-mana, bencana alam, korupsi, pencucian uang negara dan kedaulatan negara yang sering diremehkan oleh negara lain atau banyak didikte negara luar. Pancasila atau Pancadharma sebagai dasar sebagai dasar negara dan pedoman bermasyarakat berbangsa dan bernegara sudah dilupakan dan tidak diamalkan. Ketakwaan, kemandirian dan kecendekiaan tidak terwujud dalam sikap dan tindakan. Keadaan ini harus segera diatasi oleh generasi muda, para ulama dan umara harus bekerjasama untuk mencari solusinya.
Inilah sinopsis lakon wayang kulit yang dimainkan Ki H. Anom Suroto dan Ki Bayu Aji. Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Wahyu Pancadarma” tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dies natalis UNY ke-50 yang digelar pada Sabtu, 10 Mei 2014 di halaman Rektorat UNY. Pagelaran ini menghadirkan bintang tamu Dalijo, Gareng Rakasiwi, dan Rini Widayanti.
Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA dalam sambutannya mengatakan bahwa pagelaran wayang kulit kali ini sekaligus penutupan festival dalang cilik dan pemberian trophy pada para juara dalang cilik. “Pagelaran ini selain membudidayakan wayang kulit, juga bisa menjadi sarana pendidikan karakter” kata Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. “Wayang juga merupakan kearifan lokal yang bisa go international”. Tema wayang kulit yang sesuai dengan tema dies natalis merupakan wujud pengejawantahan UNY yang leading in character education. Sedangkan Dekan FBS Prof. Dr. Zamzani selaku penanggungjawab dies mengharapkan agar pagelaran wayang kulit ini bukan semata hanya sebagai tontonan tapi juga menjadi tuntunan dan dapat berguna bagi masyarakat.
Acara dibuka dengan prosesi penyerahan wayang kepada Ki H. Anom Suroto oleh Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. Pagelaran dihadiri oleh jajaran pejabat universitas, mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum. Wayangan ini juga disemarakkan oleh Panembromo dari ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan UNY. (Dedy)