Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Kerajinan UNY turut memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan batik di Indonesia. Sebagai warisan adihulung yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi, batik telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Itangible Heritage of Humanity). Hal ini patut dibanggakan oleh bangsa yang memilikinya. “Karena kita punya batik, kita harus siap mengembangkan dan melestarikannya. Salah satunya, dilakukan dengan memfasilitasi kreatifitas pembatik agar tetap berkembang. Karena itu, dalam rangka Dies UNY Emas tahun ini, kami mengadakan Lomba Cipta Batik Nusantara,” ungkap I Ketut Sunarya selaku ketua panitia.
Lewat lomba tingkat nasional ini, mahasiswa dan masyarakat dapat melihat perkembangan batik yang ada di Nusantara. Hasl ini menunjukkan bahwa dalam berkarya batik masyarakat Indonesia tidak berhenti pada satu titik, namun terus mengembangkan kreativitasnya. Tidak hanya dosen dan karyawan, mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Kerajinan yang terlibat dalam kepanitiaan juga bersemangat dalam menyelenggarakan agenda ini. Selain itu, keberhasilan lomba batik ini juga didukung oleh para juri yang kompeten dan profesional. Juri dalam lomba ini adalah Janjang Pure Sejati dari komunitas Sekar Jagat dan juga dosen Batik di ISI Yogyakarta, Sutopo selaku pemerhati dan ahli batik dari Taman Sari, serta I Ketut Sunarya yang juga merupakan dosen seni kerajinan di UNY.
Lomba yang ditujukan untuk masyarakat umum ini mulai dipublikasikan sejak akhir tahun lalu dan berakhir pada 18 April 2014. Peserta berasal dari berbagai wialayah di Indonesia antara lain dari UPI Bandung, UNESA Surabaya, daerah Semarang, bahkan ada yang berasal dari Palembang. Dari Yogyakarta sendiri, peserta tidak hanya berasal dari masyarakat yang menekuni studi formal kerajinan batik, namun juga berasal dari masyarakat umum yang memperoleh kemampuan membatik secara mandiri. Karya-karya yang telah terseleksi dipamerkan di Galeri Seni Rupa UNY mulai 5 Mei lalu. Pada agenda pembukaan pameran batik itu pula diumumkan para pemenang lomba. Lomba Cipta Batik Nusantara ini dimenangkan oleh Sumarni (UNY) sebagai juara I, Agung Sulistyo (UNY) sebagai juara II, Andi Wibowo (ISI Yogyakarta) sebagai juara III, serta Erna Suryani (UNY), Maria Fertina Dewi Rosari (UNY), dan Sularmi (ISI Yogyakarta) sebagai juara harapan.
Agenda ini bukan kali pertama. UNY telah mengawali pelestarian batik sejak tahun 1975 dengan tajuk “Canting Emas IKIP Yogyakarta” lewat bebagai jenis kegiatan seperti seminar, pameran, dan pemberian penghargaan batik bagi pecinta, pemerhati dan seniman batik. Lomba yang diadakan tahun 2014 ini mengangkat tema “Memantapkan Pendidikan Karakter untuk Melahirkan Insan Bermoral, Humanis, dan Profesional”. Kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan generasi yang kreatif, berkarakter, dan bermartabat dalam membangun bangsa. Yang patut dibanggakan adalah kenaikan jumlah peserta. Sebanyak 92 karya masuk, dibanding tahun lalu hanya 43 karya saja. Ini membuktikan bahwa minat keikutsertaan masyarakat dalam pelestarian batik meningkat. I Ketut Sunarya berharap magnet UNY tahun-tahun ke depan semakin meningkat. (D. Wulandari)