Physical Geography Study Club (PGSC) kembali menyelenggarakan diskusi ilmiah ke-4 dan ke-5 (pada 15/3 dan 11/4/2014). PGSC merupakan suatu komunitas keilmuan pada bidang geografi fisik. Komunitas yang berdiri pada tanggal 23 Desember 2013 telah melaksanakan beberapa kegitan keilmuan baik diskusi ilmiah maupun studi lapangan di beberapa tempat. Saat ini, PGSC berada dalam naungan dan program kerja bidang Penelitian dan Pengembangan HMPG FIS UNY. Dengan adanya PGSC ini diharapkan dapat meningkatkan atmosfer keilmuan di lingkungan Jurusan Pendidikan Geografi pada khususnya dan di Fakultas Ilmu Sosial pada umumnya.
Pada diskusi ilmiah ke-4, PGSC mengangkat tema tentang “Pengaruh Bentanglahan Terhadap Perkembangan Peradaban Manusia di Masa Lampau Part 2”. Diskusi tersebut merupakan kelanjutan dari tema diskusi ilmiah ke-3 dan merupakan follow-up kegiatan Ekspedisi Liyangan yang dilaksanakan di Sekitar Situs Liyangan, Ngadirejo, Temanggung (8—9/3/2014). Sementara diskusi ilmiah ke-5 mengangkat tema “Ekplorasi Bentanglahan Sungai Pabelan Hulu dan Lerang Barat Merbabu” yang merupakan follow-up dari kegiatan Eksplorasi Bentanglahan di Lereng Barat Merbabu pada tanggal 29—30 Maret 2014.
Diskusi ke-4 membahas beberapa subtema antara lain: Persebaran Spasial Candi-candi, Pengaruh Kondisi Bentanglahan terhadap Kehidupan Masyarakat, Sebab-sebab Mundurnya Peradaban, dan Pengaruh Hidrogeomorfogi Lereng Gunung Sindoro terhadap Kehidupan Masyarakat pada Masa Lampau di sekitar Situs Liyangan. Pada diskusi ini juga dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah FIS UNY. Dari kajian beberapa tema di atas, menghasilkan kesimpulan bahwa kehidupan manusia pada masa lampau tidak terlepas dari kondisi lingkungan dan alam di sekitarnya. Manusia pada jaman dahulu telah memperhatikan kondisi fisik lingkungan sekitarnya dengan pengetahuan dan teknologi yang terbatas untuk kelangsungan hidupnya.
Diskusi ilmiah ke-5 membahas beberapa subtema antara lain: tingkat erosi, persebaran spasial ukuran butiran pasir, kondisi hidrogeomorfologi, potensi ekowisata, dan fasies Gunungapi Merbabu. Pembahasan dari sub-sub tema di atas menghasilkan kesimpulan bahwa kondisi fisik di lereng barat Gunung Merbabu tidak terlepas dari perkembangan aktivitas gunung tersebut pada masa lalu dan masa sekarang. (Fadhil)